Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2021, 18:42 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

Biasanya, produk yang dijual bebas memiliki kandungan retinoid yang lebih rendah daripada obat resep.

Jumlah retinoid yang diserap dari produk-produk topikal sebetulnya cenderung rendah, tetapi pada dosis yang lebih tinggi kerap dikaitkan dengan risiko kecacatan yang tinggi.

Oleh karena itu, penggunaan semua retinoid tidak disarankan selama kehamilan.

Wanita usia subur disarankan untuk tetap dipantau oleh dokter selama kehamilan dan mengehentikan penggunaan obat dengan kandungan yang dianggap berbahaya bagi janin sekitar satu hingga dua bulan sebelum mencoba hamil.

Baca juga: Bakuchiol Dapat Menjadi Retinol Alami? Ini Penjelasannya

2. Asam salisilat dosis tinggi

Asam salisilat adalah kandungan yang umum digunakan untuk mengatasi jerawat karena memiliki sifat anti-peradangan.

Namun, sebuah penelitian tahun 2013 menemukan bahwa produk-produk dengan kandungan asam salisilat berdosis tinggi harus dihindari selama kehamilan, misalnya obat oral.

Meski begitu, produk topikal di pasaran yang memiliki kandungan tersebut telah dilaporkan aman oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).

Untuk lebih jelasnya, lebih baik tanyakan kepada dokter kandungan terlebih dahulu jika ingin menggunakan produk dengan kandungan asam salisilat.

Baca juga: Manfaat Asam Salisilat untuk Kulit Berjerawat

3.Hidrokuinon

Ini adalah produk resep yang digunakan untuk mencerahkan kulit atau mengurangi pigmentasi kulit, yang bisa juga disebabkan karena kehamilan.

Tidak ada bukti keterkaitan antara penggunaan produk mengandung hidrokuinon dengan kondisi cacat bawaan pada bayi atau efek samping lainnya terhadap kehamilan.

Namun, karena tubuh bisa menyerapnya dalam jumlah yang signifikan dibandingkan dengan bahan lain, maka sebaiknya batasi penggunannya selama kehamilan.

Baca juga: Jangan Asal Gunakan Produk Mengandung Hidrokuinon, Ini Akibatnya

4. Ftalat
Ftalat adalah bahan kimia yang dapat mengganggu kinerja hormon endokrin, yang banyak ditemukan di banyak produk kecantikan dan perawatan tubuh.

Dalam beberapa penelitian terhadap hewan, paparan ftalat berkaitan dengan disfungsi reproduksi dan hormon yang serius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com