Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2021, 18:14 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sunat merupakan operasi pengangkatan kulup, atau bagian kulit yang menutupi ujung penis. Biasanya, sunat dilakukan pada bayi yang baru lahir atau anak laki-laki yang masih kecil.

Sekarang ini terdapat berbagai metode sunat yang bisa dipilih, dan sunat laser merupakan salah satu metode yang populer di masyarakat karena dianggap praktis dan prosesnya cepat.

Sunat laser tidak menggunakan energi cahaya, melainkan energi panas dengan alat elektrokauter untuk memotong jaringan, menurut Dr Arry Rodjani, SpU(K), dokter spesialis urologi di RS Siloam.

"Sunat laser yang ada di masyarakat sekarang bukan laser dalam arti sebenarnya, tapi logam yang dipanaskan dengan listrik," tutur Arry kepada Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Selain itu, Arry menambahkan, pendarahan dari metode ini juga lebih sedikit.

"Bila tidak terjadi komplikasi, pendarahan dengan metode ini lebih ringan dan lebih cepat," jelas dia.

Baca juga: Mengapa Sunat Bakal Dilarang di Islandia, Apa yang Salah?

Pada proses sunat laser, energi listrik dari alat elektrokauter diarahkan langsung menuju jaringan penis.

Namun, cara ini berisiko karena jika kulup penis dipotong dengan alat elektrokauter, maka bisa menyebabkan terbakarnya jaringan penis sampai glans penis dan menimbulkan luka bakar.

Akibatnya, terjadi total phallic loss atau gangguan saraf yang parah, terutama jika ada kontak antara kauter dan klem saat kulup dipotong, kata Arry.

"Masalah kadang timbul dari panas yang mengenai klem dan juga glans penis, sehingga terjadi luka bakar pada glans penis."

Karena orang yang disunat dengan metode sunat laser bisa mengalami kerusakan jaringan penis yang tidak dapat diperbaiki, Arry tidak menganjurkan metode ini.

"Segala metode sunat tidak memiliki batasan usia, namun tidak dianjurkan menggunakan 'laser'," katanya.

Sebagai gantinya, Arry menyarankan metode sunat konvensional, dengan mengiris kulup secara melingkar hingga terlepas menggunakan gunting atau pisau bedah.

"Dengan metode ini, kemungkinan salah potong hampir tidak ada karena tenaga ahli yang mengerjakan melihat jelas batas anatominya."

"Pendarahan dapat dikontrol dengan mengikatnya dan luka dijahit dengan benang, yang bisa menyerap pendarahan sehingga tidak perlu membuka jahitan," tutur dia.

Baca juga: Menekan Risiko Komplikasi dengan Metode Sunat Modern

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com