Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2021, 15:53 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mortal Kombat 2021 yang dibintangi oleh aktor Indonesia, Joe Taslim tayang setelah disensor habis-habisan oleh Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia.

Film ini sejak awal memang dikabarkan penuh dengan adegan brutal nan sadis sebagai daya tariknya.

Kehadiran film ini telah dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Selain karena ada Joe Taslim yang berperan sebagai Sub-Zero -tokoh antagonisnya, daya tarik utamanya adalah adegan aksinya.

Baca juga: Mengapa Kita Membutuhkan Undang Undang untuk Melawan Kekerasan Seksual?

Mengambil kisah adaptasi video game yang sempat populer beberapa tahun lalu, film ini penuh dengan adegan pertarungan antarkarakternya.

Kisahnya berkisar tentang turnamen gaya bebas di semesta tersebut. Jadi jangan heran jika ada banyak adegan darah bercucuran atau tulang yang patah.

Terlebih lagi, fatality merupakan salah satu ciri khas dari waralaba ini. Dibuktikan dengan rating R alias Restricted yang disematkan oleh Motion Picture Association of America (MPAA).

Label ini diberikan karena kontennya yang penuh kekerasan, bahasa kasar, darah, dan hal vulgar lainnya.

Sayangnya, masyarakat Indonesia tidak bisa sepenuhnya menyaksikan konten ini secara orisinil.

Pasalnya, LSF kabarnya melakukan banyak pemotongan yang mungkin bisa membuat banyak penonton kecewa.

Terbukti akun media sosial LSF yang kemudian dihujani komplain dari penggemar film ini.

Warganet menilai sensor yang dinilai kelewatan karena merusak plot film dan mengganggu jalan ceritanya.

Meski hanya beberapa detik yang dipotong, sebagian besar adegan krusialnya dihilangkan dan hanya menyisakan segelintir yang tidak memuaskan penonton.

Padahal, unsur kekerasan inilah yang jadi salah satu magnet utama banyak orang menyerbu ke bioskop.

Dikutip dari laman LSF, Mortal Kombat 2021 memiliki durasi 110 menit penayangan. Selain itu, film ini diklasifikasi untuk penonton dengan usia 17 tahun ke atas.

Baca juga: Melawan Kekerasan Seksual, Mengapa RUU PKS Harus Disahkan?

Alasannya karena intensitas adegan kekerasan yang tinggi di sepanjang penayangan film ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com