Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2021, 12:44 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gaslighting adalah salah satu istilah yang sampai hari ini masih populer dalam pencarian di internet.

Menurut pemberitaan Kompas.com pada 22 Maret 2020, gaslighting mengacu pada kekerasan mental yang dilakukan seseorang.

Bentuk kekerasan mental itu berupa berbohong dan memanipulasi seseorang secara psikologi hingga orang tersebut mempertanyakan kewarasannya dan menerima realitas orang lain.

Kendati sudah banyak pemahaman terkait istilah tersebut di internet, masih ada saja orang yang mengalami gaslighting.

Alyssa "Lia" Mancao, LCSW, terapis kognitif berlisensi yang sudah sembilan tahun menangani depresi, kecemasan, dan trauma, membagikan tips untuk menangani gaslighting dalam hidup.

Baca juga: Kenali Tanda Kita Melakukan Gaslighting pada Diri Sendiri

1. Mengenali bagaimana gaslighting terjadi

Gaslighting adalah taktik manipulatif psikologis untuk membuat seseorang atau sekelompok orang meragukan realitas dan ingatan mereka.

Istilah ini berasal dari judul drama Inggris tahun 1938 berjudul "Gas Light".

Dalam drama itu diceritakan seorang suami yang berulang kali mengubah lingkungan rumah dan menyangkalnya ketika ditanyai oleh istrinya tentang perubahan tersebut.

Suami berulang kali mengatakan bahwa istrinya mengingat hal-hal secara tidak benar dan menyangkal kenyataan, kendati sang suamilah yang sengaja mengubah lingkungan di rumah mereka.

Di sinilah istilah "gaslighting" muncul. Suami meredupkan lampu gas (gaslight) di rumah dan membuat keributan.

Ketika istrinya mempertanyakan suara yang bising dan pencahayaan yang berubah, suami terus menyatakan bahwa cahaya lampu tetap sama dan dia tidak mendengar suara apa pun.

Baca juga: Waspada, Ini Tanda Pasangan Melakukan Gaslighting

/IlustrasiShutterstock /Ilustrasi

Contoh frase gaslighting yang umum antara lain "kamu mengada-ada", "itu tidak pernah terjadi", "kamu sangat dramatis", "kamu membesar-besarkan sesuatu di luar proporsinya".

Jika kita terus-menerus mengalami gaslighting, maka kita akan menunjukkan tanda seperti harga diri yang rendah dan ketergantungan emosional pada pelaku gaslighting.

Di saat seseorang melakukan gaslighting kepada kita, kemungkinan kita mengalami berbagai emosi, mulai dari kebingungan, marah, dan frustasi.

Siklus gaslighting seperti ini melelahkan dan dapat memengaruhi kepercayaan diri kita.

Baca juga: Orang yang Narsis Senang Bikin Cemburu Pasangannya

2. Berpegang teguh pada pendirian

Tujuan gaslighting adalah membuat orang yang menjadi "korban" meragukan persepsinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com