Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips "Mencampuri" Kehidupan Anak dengan Penuh Perhatian

Kompas.com - 25/05/2021, 12:01 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam setiap gaya pengasuhan, pasti ada orangtua yang selalu waspada untuk melindungi anak-anaknya dari segala hal, dan ada pula yang cenderung memberikan kebebasan.

Namun, di antara keduanya, ada pula orangtua yang turut campur tangan dalam kehidupan anak-anak dengan penuh perhatian dan kesadaran.

Hal ini lah yang dikenal dengan sebutan mindfully meddle.

Direktur eksekutif Brain Behavior, Dr Sarah Levin Allen mengatakan, gagasan ini dikembangkan karena sejatinya dia adalah seseorang yang suka mencampuri urusan orang lain.

Baca juga: Ini Lho, Gaya Pengasuhan Anak Keluarga Kerajaan Inggris

Sarah juga mengaku menyadari pentingnya menjadi sengaja dalam cara kita mencampuri kehidupan orang yang kita cintai.

"Dan sebagai orangtua, kita adalah pemecah masalah yang konstan karena kita ingin memperbaiki hal-hal ini," sambung dia.

Tetapi, alih-alih memperbaiki setiap masalah untuk anak-anak, Allen mengungkapkan pentingnya berhati-hati tentang keterlibatan kita sebagai orangtua.

Sehingga, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah mereka sendiri.

Mengetahui tujuan anak-anak

Ketika anak-anak masih kecil, mereka mungkin mencari cara untuk mengelola emosi atau belajar menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan.

Misalnya, ketika kita mengatakan mereka tidak boleh makan es krim untuk makan malam, dan lalu mereka mulai berteriak-teriak di lantai.

Dari peristiwa itu kita bisa mengetahui tujuan yang melatarbelakangi aksi tersebut. Maka, pemahaman ini akan membantu menginformasikan cara kita menanggapinya.

Apabila manajemen emosi menjadi prioritas utama, kita dapat membantu mereka berlatih menarik napas dalam-dalam untuk memperlambat detak jantung.

Baca juga: Contek Model Pengasuhan Orang Denmark agar Anak Lebih Bahagia

Namun, jika mereka sedang berusaha menamai emosi, kita dapat menyebutkan kata-kata yang dapat mereka gunakan untuk menggambarkan perasaan setelah mereka merasa lebih tenang.

"Setelah mengetahui apa yang sedang dikerjakan anak-anak, kita dapat melakukan campur tangan yang penuh perhatian ini dengan lebih mudah," kata Allen.

Allen sendiri sedang mengembangkan keterampilan pemecahan masalah terhadap anaknya, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan rumah.

Jika dia benar-benar ikut campur, dia akan mengirim email kepada guru dan menanyakan apa tugasnya.

Namun, sebagai seorang yang mencampuri urusan dengan penuh perhatian, Allen berbicara dengan anaknya bagaimana dia bisa menemukan informasi yang dibutuhkan terkait pekerjaan rumah tersebut.

"Jika saya membantunya menemukan informasi dan memperbaiki masalahnya, maka saya tidak mengajarinya apa-apa," kata dia.

"Saat kita ikut campur dengan penuh kesadaran, tujuannya adalah untuk mengajar," lanjut dia.

Penting juga untuk diingat bahwa orangtua yang dengan penuh perhatian mencampuri urusan anak-anaknya memiliki tujuan untuk membimbing bukan mengarahkan.

Mencampuri hubungan sosial anak dengan penuh perhatian

Orangtua mungkin sangat tertarik untuk ikut campur dalam hubungan sosial anak-anak dengan teman sebayanya, terutama ketika ada konflik.

Baca juga: Intuitive Parenting, Cara Pengasuhan Alternatif di Era Pandemi

Ini adalah naluri kita untuk langsung bergabung dan memberi tahu anak-anak apa yang harus dilakukan saat teman mereka memicu terjadinya sebuah konflik.

Kita bahkan mungkin menyadari bahwa salah satu teman mereka bukanlah teman yang baik dan kita ingin menunjukkannya.

Tetapi, ketika kita mengarahkan anak-anak tentang apa yang harus dilakukan, kita menghilangkan pengalaman mereka untuk belajar mengelola hubungan mereka sendiri.

Menurut Allen, sangat penting dalam jangka panjang untuk mengajari anak-anak cara mengatasi masalahnya sendiri.

Jadi, setelah mereka beranjak dewasa dan tidak membagikan hal-hal ini lagi dengan kita, mereka memiliki keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengelola situasi apa pun yang sedang dihadapi.

Dalam praktiknya, itu berarti mengajukan pertanyaan refleksif mengenai perasaan mereka, bagaimana mereka dapat mengomunikasikannya kepada teman, dan apa yang membuat seseorang menjadi teman yang baik pada awalnya.

Baca juga: Kate Middleton Bagikan Kiat Pengasuhan Anak untuk Para Orangtua Baru

"Kita ingin anak-anak memikirkan sendiri hubungan sosial mereka karena mereka tidak akan memberi tahu kita segalanya," ujar Allen.

"Apalagi, jika kita tidak ikut campur dengan penuh perhatian, kita justru akan mengalami masalah karena anak-anak tidak akan memiliki keterampilan mengelola hubungan mereka sendiri di masa depan," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com