Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2021, 19:25 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Popularitas brand pakaian dalam Victoria's Secret meredup beberapa tahun belakangan. Pagelaran busana tahunannya yang biasanya selalu dinantikan juga terpaksa dibatalkan dengan alasan yang tak pasti.

Perusahaan asal Amerika Serikat ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu nama besar dalam industri pakaian dalam wanita.

Namun kejayaannya menurun seiring dengan perubahan tren dalam dunia fashion dan kecantikan.

Victoria's Secret (VS) dinilai tidak berkembang dan cenderung ketinggalan zaman karena masih saja menjual konsep keseksian yang usang. Produk buatannya dianggap tidak inklusif tanpa memperhatikan keberagaman maupun kenyamanan konsumennya.

Baca juga: Mengenakan Pakaian Dalam yang Indah Baik untuk Kesehatan Mental

Brand dianggap ini kalah dari Savage X Fenty, brand lingerie milik Rihanna yang lebih baru namun lebih tanggap pada perubahan. Misalnya dengan menyediakan produk berbagai ukuran yang dipromosikan oleh model dengan latar belakang dan ukuran tubuh yang bervariasi.

Menyadari redupnya popularitasnya, Victoria's Secret baru saja membuat gebrakan dengan menunjuk tujuh perempuan inspiratif yang sebagai brand ambassador sekaligus muse-nya.

Tak hanya penampilan cantik, VS Collective, demikian istilahnya, dipilih karena capaian prestasinya.

Meski demikian, ada banyak hal yang harus direvisi untuk mengembalikan VS ke masa jayanya. Pasalnya, ada berbagai faktor yang menjadi alasan menurunnya popularitas dan penjualan brand yang juga menjual produk kecantikan ini.

Baca juga: Mengenang 5 Bidadari Victorias Secret Paling Ikonik

  • Pusat perbelanjaan dan mal yang tak lagi diminati

Perusahaan induk dari VS, L Brands, banyak berinvestasi pada berbagai mal dan pusat perbelanjaan di seluruh dunia. Itulah sebabnya berbagai gerai VS tersedia di hampir semua mal mewah dan bergengsi.

Namun kini konsumen lebih suka berbelanja secara daring dan malas datang ke mall. Pandemi juga membuat kunjungan ke pusat perbelanjaan untuk sekedar membeli pakaian dalam menjadi aktivitas yang berisiko bagi kesehatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com