Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Twisties, Gangguan Psikologis Simone Biles Saat Olimpiade

Kompas.com - 29/07/2021, 15:54 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Simone Biles, salah satu pesenam terbaik dari Amerika Serikat, mundur dari final Olimpiade Tokyo karena gangguan psikologis yang dialaminya.

Dalam sejumlah wawancara, ia mendeskripsikannya pengalamannya itu sebagai "having a little bit of the twisties".

Bagi pelaku olahraga gimnastik, pernyataan gadis berusia 24 tahun ini sudah cukup untuk menggambarkan gentingnya kondisi yang dihadapinya.

Namun, publik kebanyakan tidak memahami twisties, istilah yang dipakainya untuk menggambarkan kondisi mentalnya saat itu.

Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan twisties?

Dikutip dari BBC, para pesenam kerap mendeskripsikan twisties sebagai kondisi mental block.

Hal ini muncul seketika dan membuat atlet mendadak kehilangan permainan atau kemampuan yang dimilikinya selama ini.

Dalam senam, twisties dapat menyebabkan seseorang kehilangan rasa, ruang dan dimensi saat sedang berada di udara, menyebabkan mereka kehilangan kendali atas tubuhnya dan melakukan putaran atau flip ekstra yang tidak mereka inginkan.

Dalam kasus terburuk, pesenam bisa tiba-tiba tidak mampu mendarat dengan aman sehingga tentunya mengancam keselamatannya.

Baca juga: Merasa Kalah Secara Mental, Simone Biles Mundur di Final Olimpiade

Twisty dapat terjadi pada pesenam bahkan jika mereka telah terbiasa melakukan manuver yang sama selama bertahun-tahun tanpa masalah.

Biles tampak mengalami disorientasi saat melakukan lompatan dan tersandung saat dia mendarat ketika maju sebagai anggota tim senam AS hari itu.

Oleh sebab itu, pengunduran dirinya menjadi hal yang dianggap penting sekaligus menyentuh hati. Khususnya oleh pelaku dunia gimnastik yang pernah mengalaminya sendiri atau setidaknya mencurigai hal yang sedang dirasakan Biles.

Christina Myers, mantan pesenam yang sekarang menjadi pelatih di Birmingham, Alabama menjelaskan twisties seolah seperti otak dan tubuh seseorang tidak sinkron.

"Bayangkan terjun payung dan parasut Anda tidak bisa dibuka," katanya.

Menurutnya itu terasa seperti otak tidak menginginkan apa pun selain melakukan keterampilan yang diinginkan dengan benar, tetapi tubuh tiba-tiba merasa seperti memiliki pikirannya sendiri.

Kondisi ini tergolong gangguan psikologis sehingga semakin keras seseorang berusaha memaksa dirinya maka twisties akan kembali menyerangnya, bahkan lebih buruk.

Untuk generasi pesenam, kata Christina, sakit mental tidak dilihat sebagai alasan yang sah untuk istirahat dari olahraga.

Karena itu, banyak yang memaksa diri untuk melaluinya dengan terus bertanding namun malah menyebabkan cedera dan terpaksa mengakhiri kariernya. 

Mantan pesenam lainnya, Catherine Burns, membandingkannya dengan berada di jalan raya dan tiba-tiba kehilangan ingatan otot tentang cara mengemudi.

"Kamu bergerak terlalu cepat, lalu merasa kehilangan kendali, kamu mencoba berpikir tetapi kamu tahu kamu biasanya tidak harus berpikir untuk melakukan manuver ini, kamu hanya merasakannya dan melakukannya," ujarnya lewat cuitan di akun Twitter miliknya.

Ia menekankan, perasaan itu bukan hanya sekedar menakutkan namun sangat berbahaya, bahkan ketika sedang melakukan gerakan senam dasar.

Baca juga: Juara! Simone Biles Bisa Lepas Celana Sambil Handstand

Pernah dialami banyak atlet senam lainnya

Simone Biles bukan satu-satunya atlet olimpiade yang pernah mengalami momen twisty ini. Pesenam Inggris, Claudia Fragapane yang berkompetisi di Olimpiade Rio 2016 pernah merasakan pengalaman buruk itu.

Dia jatuh di palang yang tidak rata dan balok keseimbangan di babak kualifikasi kompetisi yang diikutinya.

Bulan April lalu, ia kembali jatuh setelah mengalami mental block sehingga menderita cidera kepala dan gagal melanjutkan kualifikasi olimpiade yang dijalaninya.

Kala itu, suasana hatinya benar-benar sedang naik turun. Jauh di dalam hatinya, ia mengetahui, momen itu bisa menjadi kesempatan terakhir kalinya dia ikut kualifikasi pesta olahraga dunia ini.

Ketika di tengah kompetisi dan telah membuat beberapa kesalahan, ia mulai khawatir dengan performanya dan berpikir harus memberikan segalanya untuk karya terakhirnya.

Dengan berbagai tekanan mental yang dirasakannya, alih-alih melakukan jungkir balik tunggal, dia mendapati dirinya mencoba melakukan gerakan double dari slow run up.

Hasilnya, ia mendarat di kepala dan lehernya sehingga harus dirawat di rumah sakit karena gegar otak. Faktanya, ia bisa saja mengalami kelumpuhan karena cedera yang dialaminya.

Dalam wawancaranya, Claudia mengaku tahu benar hal yang dirasakan oleh Biles.

"Dia memiliki banyak beban di pundaknya. Semua orang berpikir bahwa dia akan benar-benar tampil sempurna seperti bukan manusia. Tapi sebenarnya dia manusia, dan saya pikir tekanannya terlalu banyak," ujarnya.

"Ini benar-benar berbahaya jika Anda meragukan diri sendiri sedikit, atau merasa sangat sulit, Anda benar-benar dapat melukai diri sendiri. Saya pernah berada di posisinya dan saya akhirnya menyakiti diri sendiri."

Baca juga: Meski Dianggap Tabu di Jepang, Olimpiade Bertabur Atlet Bertato

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com