Editor
KOMPAS.com - Eksim adalah kondisi yang menyebabkan kulit meradang, iritasi, dan gatal. Dr Arini Astasari Widodo, SpKK menyebutkan, kondisi kulit eksim (eczema) memengaruhi sekitar 25 persen anak dan 2-3 persen orang dewasa.
Eksim adalah nama lain dari dermatitis. Terdapat beberapa jenis eksim atau dermatitis, seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak, dermatitis stasis, exzema dishidrotik, neurodermatitis, dan eczema nummular.
"Meski begitu, awam banyak mengidentikkan eksim dengan dermatitis atopik," katanya, belum lama ini.
Penyebab eksim pada kulit bisa karena faktor eksternal, seperti suhu, keringat, dan iritan.
Penyebab eksim karena faktor internal meliputi:
Sementara penyebab eksim pada kulit karena faktor eksternal meliputi:
Adapun pemicu kekambuhan eksim pada kulit bisa disebabkan oleh adanya perubahan cuaca, suhu ekstrem, kelembapan udara, pakaian ketat, aktivitas sehari-hari, stres, infeksi, hingga penggunaan bahan-bahan iritan, seperti sabun dan parfum.
Baca juga: 5 Tips agar Psoriasis Tak Sering Kambuh
Gejala eksim atopik yang utama adalah kulit kering yang disertai gatal.Awam sering keliru mengenali eksim atopik dengan psoriasis.
Arini menjelaskan, psoriasis menyebabkan bercak yang tegas, tebal, merah, bersisik, dan umumnya muncul di area seperti siku dan lutut.
Pada psoriasis gejala gatalnya cenderung ringan, sementara pada eksim atopik rasa gatal sangat dominan.
Baca juga: Kenali Rasa Gatal di Tubuh, Bisa Jadi Pertanda Berbagai Penyakit
Gejala eksim pada bayi terutama kedua pipi, siku, dan lutut.Namun, Arini menjelaskan, gatal tersebut dapat memicu siklus "itch-scratch" atau gatal-garuk. Artinya, kondisi tersebut memicu penderita terus menggaruk sehingga memperburuk pertahanan kulitnya dan meningkatkan kemungkinan infeksi, peradangan, dan respons imun.
Dengan itu, peningkatan respons imun akan memperburuk kondisi kulit dan gejala gatal, sehingga siklus tidak berhenti.
"Dengan kata lain, gatal yang digaruk akan memperparah penyakit dan akan membuat semakin gatal, sehingga gatal dan penyakit tidak sembuh-sembuh," tuturnya.
Pada beberapa orang, garukan keras yang sering dilakukan juga dapat menimbulkan luka pada kulit. Luka pada kulit tersebut pada akhirnya dapat menjadi tempat masuk kuman sehingga dapat terjadi infeksi sekunder pada kulit yang mengalami eksim.
"Jika eksim tidak ditangani, kulit dengan luka kronis dapat berbekas dan mengalami perubahan warna, tekstur, dan ketebalan," ucap Arini.
Baca juga: Pahami, Dampak Stres terhadap Kondisi Kulit
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang