KOMPAS.com - Setiap kali kita mengubah cara makan karena diet pembatasan kalori, kita mungkin akan mengalami gejala gastrointestinal seperti sakit perut.
Berbagai faktor dapat menyebabkan masalah pencernaan yang melibatkan peningkatan konsumsi makanan dengan banyak gas, serat, dan adanya pemanis buatan.
Untuk memastikannya, kita juga perlu berbicara dengan dokter tentang perubahan pola makan dan gejala yang kita alami di perut saat memulai diet.
Nah, melansir dari laman Live Strong, berikut ini terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa perut kita sakit saat sedang menjalani diet.
Baca juga: Apakah Harus Menghindari Susu saat Diet? Ini Jawabannya
Mengonsumsi makanan pembentuk gas
Saat kita meningkatkan jumlah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, kita mungkin mengalami sakit perut akibat peningkatan gas.
Gas sebenarnya normal diproduksi pencernaan. Tetapi, ketika kita mengonsumsi makanan tertentu, ini dapat menyebabkan tingkat pembentukan gas yang lebih besar.
Alhasil, gas yang berlebihan di dalam pencernaan kita bisa menyebabkan kembung, nyeri, maupun kram di perut, yang mungkin hilang saat kita buang air besar, bersendawa, atau buang gas.
Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse, makanan pembentuk gas yang umum adalah brokoli, kembang kol, kubis, apel, pir, bawang, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Baca juga: Sembarangan Diet Kalori Berdampak Buruk pada Pencernaan
Terlalu banyak serat
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.