KOMPAS.com – Wawancara kerja tentu saja menjadi jalan baki kita untuk membuka banyak kesempatan dalam karir.
Sebab, tak hanya dapat “menjual” diri pada calon "user", wawancara kerja juga memberi kita peluang untuk melihat seperti apa orang yang nantinya akan memperkerjakan kita.
Apakah dia seorang atasan yang baik dan bertanggung jawab, atau malah sebaliknya, bisa terlihat dalam sesi wawancara tersebut.
Jadi pilihan tak hanya ada bagi pihak perusahaan, tapi kita sebagai kandidat pun mempunyai kesempatan untuk memilih.
Baca juga: Ketahui, Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan Saat Wawancara Kerja
Apalagi, sudah menjadi hal umum jika gesekan dengan bos adalah salah satu hal yang kerap menyebabkan seorang karyawan mengundurkan diri.
Sehingga, akan sangat baik jika kita pun berusaha mengenali tanda-tanda dari atasan yang buruk saat wawancara kerja.
Pikirkan dua kali jika menghadapi sosok perekrut yang nampak menjelek-jelekan pesaing, pelamar lain, bawahan langsung, atau mengeluh tentang atasan atau perusahaan, selama wawancara kerja formal.
Dari sudut pandang perekrut, wawancara kerja bertujuan untuk menentukan apakah kita memenuhi syarat untuk posisi tersebut, dan apakah kita cocok dengan tim.
Jadi, jika manajer perekrutan hanya menanyakan beberapa pertanyaan asal-asalan dan sering mengalihkan pembicaraan kembali ke pencapaiannya sendiri, itu pertanda egonya.
Baca juga: Pentingnya Perlakukan Wawancara Kerja seperti Kencan Pertama
Hal ini akan menjadi salah satu bahaya yang harus kita hadapi jika mendapatkan pekerjaan itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.