KOMPAS.com - Kadar kolesterol merupakan salah satu indikator dari tubuh yang sehat. Berbagai penyakit kronis mengintai jika kadar kolesterol jahat tinggi dibiarkan.
Menurut Medical News Today, kolesterol adalah substansi yang melalui aliran darah dan terbagi menjadi dua lipoprotein berbeda, yakni low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL).
Seseorang dianggap memiliki kolesterol tinggi jika hasil pemeriksaan darah menunjukkan angka di atas 200 mg/dL. Seringkali kondisi ini tidak menunjukkan gejala apa pun, karenanya penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Kolesterol LDL juga dikenal sebagai kolesterol "jahat" karena menyebabkan timbunan lemak di pembuluh darah. Kondisi tersebut dapat memblokir aliran darah, kemudian menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Sementara HDL atau kolesterol "baik" membantu menghilangkan kolesterol tubuh melalui hati. Kadar kolesterol HDL yang tinggi dapat mengurangi risiko masalah jantung dan stroke.
Baca juga: 4 Olahraga untuk Turunkan Kolesterol Jahat
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan kadar LDL meningkat, termasuk usia, jenis kelamin, keturunan, pola makan, gaya hidup, dan berat badan.
Walau beberapa faktor tidak bisa kita kendalikan (seperti usia dan keturunan), tetapi kita bisa mengontrol gaya hidup yang memengaruhi kadar kolesterol.
The National Institute of Health menyebutkan gaya hidup tidak sehat yang bisa menyebabkan kolesterol tinggi, yaitu tidak pernah berolahraga, pola makan tinggi lemak dan karbohidrat, kegemukan, serta kebiasaan merokok.
Menurunkan kolesterol
Ada tiga hal penting yang harus dilakukan untuk dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah yaitu menerapkan diet sehat seperti membatasi lemak jenuh dan meningkatkan asupan serat dan berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
Baca juga: Jauhi Gorengan, Ini Camilan Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol
Namun, upaya secara alami itu tak selalu membawa hasil yang diharapkan, yaitu kolesterolnya turun. Itu sebabnya mengonsumsi obat penurun kolesterol yang harus dikonsumsi setiap hari menjadi hal ketiga dalam strategi penurunan kolesterol jahat.
Ada juga alternatif lain yaitu mengonsumi suplemen herbal yang telah teruji membantu menurunkan kolesterol.
Menurut ahli herbal dr.Rianti Maharani, obat herbal memang butuh lebih lama untuk menunjukkan khasiat, tetapi dalam jangka panjang lebih aman.
"Öbat herbal memiliki keunggulan yaitu rentang dosis yang lebih lebar dan efek samping yang relatif lebih kecil bahkan ada yang tidak memiliki efek samping sama sekali jika digunakan dengan indikasi dan cara penggunaan yang tepat," katanya.
PT. Novell Pharmaceutical Laboratories, memperkenalkan suplemen herbal Nutrafor CHOL yang sudah teruji secara klinis mampu menurunkan kadar kolesterol jahat sampai 15 persen.
Nutrafor CHOL merupakan suplemen berbentuk kapsul yang memiliki 3 kandungan ekstrak herbal, yaitu Guggulipid yang mencegah pelengketan kolesterol dalam pembuluh darah, Chromium Picolinat yang membantu memperbaiki dan meningkatkan fungsi kerja hormon insulin, dan Red Yeast Rice yang mengandung monacolin K yang memiliki kesamaan struktur dengan lovastatin sehingga dapat menghambat aktivitas 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (HMG-CoA) yang mengakibatkan sintesis endogen kolesterol berkurang dan kadar kolesterol menurun.
Baca juga: Ini Deretan Dampak Negatif Kolesterol Tinggi di Usia 50 Tahun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.