Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMUNIKASI adalah salah satu kunci terpenting dalam suatu hubungan. Komunikasi diperlukan agar tidak ada salah pengertian antarpasangan yang akan mengakibatkan runtuhnya hubungan.
Komunikasi yang baik adalah salah satu elemen esensial dari hubungan sehat. Di dalam hubungan, baik itu romansa, keluarga, atau pertemanan, komunikasi diperlukan agar pribadi saling memahami.
Suatu hubungan tentu terdapat masa naik dan turun, tapi semua rintangan itu dapat terlewati apabila pasangan memiliki komunikasi yang baik.
Banyak dari kita lupa untuk mengkomunikasikan hal-hal kecil sehingga tanpa disadari “kilau” pada hubungan mulai luntur.
Baca juga: Pentingnya Personal Space dalam Sebuah Hubungan
Selain itu, pasangan yang jarang berkomunikasi rentan mengalami konflik sehingga akan menyebabkan keretakan pada hubungan.
Menurut penelitian Anjani dan Lestari pada 2018, apabila konflik diatasi dengan pola komunikasi yang salah, tak menutup kemungkinan akan menimbulkan kekerasan psikis.
Terdapat kelebihan dari komunikasi yang baik, di antaranya adalah untuk berbagi perasaan yang sedang dirasakan, pendapat mengenai suatu masalah, dan harapan terkait rencana masa depan.
Banyak orang gagal berkomunikasi karena takut ditolak, takut berakhir mengecewakan, atau bahkan kehilangan pasangan, anggota keluarga, atau teman.
Peribahasa "diam adalah emas" tampaknya tidak berlaku di semua kondisi, meskipun terkadang diam adalah hal terbaik yang digunakan untuk menghindari konflik.
Beberapa orang juga lebih memilih diam saat tidak dapat mengutarakan emosi mereka.
Akan tetapi, dalam suatu hubungan, diam dalam jangka waktu yang lama justru dapat membawa dampak negatif.
Baca juga: Saat Bertengkar dengan Pasangan Hindari Silent Treatment
Salah satu dampak dari komunikasi yang buruk adalah silent treatment. Memperlakukan pasangan secara diam saat sedang memiliki masalah dapat menimbulkan asumsi liar.
Asumsi-asumsi ini nantinya bisa mengarah pada kekerasan psikis karena pasangan akan meminta maaf tanpa tahu sebab permasalahan. Selain itu, pasangan juga akan merasa dikucilkan hingga menyalahkan diri sendiri.
Penelitian berjudul "Relational Commitment and the Silent Treatment" pada 2009, menemukan bahwa dalam hubungan romantis, pasangan yang lebih sering menggunakan silent treatment kurang berkomitmen pada hubungan mereka.