Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/12/2021, 20:17 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber MSN

KOMPAS.com - Perut buncit merupakan kondisi adanya penumpukan lemak di perut. Selain merusak penampilan, timbunan lemak di perut juga berbahaya bagi kesehatan.

Jika dibiarkan terlalu lama, lemak di perut dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, diabetes, serta hipertensi.

"Bentuk lemak perut yang lebih berbahaya disebut lemak visceral," kata ahli diet terdaftar dan pelatih pribadi Catherine Johnston.

"Lemak ini bisa terdapat di seluruh organ dan menyebabkan peradangan, pemicu penyakit kronis termasuk diabetes dan penyakit jantung."

Dengan mengubah gaya hidup, lemak perut bisa dihilangkan dan membuat tubuh lebih sehat serta terlihat lebih proporsional. Yuk ketahui caranya!

Baca juga: 5 Cara Untuk Menghilangkan Lemak Visceral yang Berbahaya

1. Latihan interval intensitas tinggi atau HIIT

Latihan interval intensitas tinggi (HIIT) maupun latihan kardio intensitas sedang dengan durasi lebih lama dari 45 menit terbukti membantu mengurangi massa lemak perut.

Johnston menegaskan, HIIT memberikan manfaat jangka panjang yang lebih besar karena tergolong latihan yang lebih efisien dan bisa dilakukan dengan mudah oleh pemula.

"Coba mulai lima sampai 10 menit dan tingkatkan waktu atau intensitas ketika kita merasa siap. Jangan khawatir, HIIT hanya disarankan dua sampai tiga hari per minggu sehingga kita masih bisa punya waktu untuk menikmati olahraga lain yang kita suka," imbuhnya.

Baca juga: Kenali, 5 Tipe Orang yang Tak Cocok untuk Lakukan Latihan HIIT

2. Mengonsumsi tiga nutrisi penting

"Protein tanpa lemak, lemak sehat, dan serat adalah tiga nutrisi penting untuk rasa kenyang," ucap Johnston.

"Menambahkan nutrisi ini pada makanan kita --setidaknya satu atau dua di antaranya pada camilan-- dapat mencegah kita ngemil sepanjang hari melalui makanan rendah kalori yang lebih tinggi nutrisi."

3. Mengelola stres

Stres dapat berdampak dua kali lipat pada penambahan lemak di perut. Salah satu pengaruhnya adalah kita cenderung makan makanan berkalori tinggi saat sedang stres.

"Pertama, stres yang tidak dikelola dapat memicu emotional eating atau stres. Kedua, stres kronis dapat meningkatkan kadar hormon kortisol yang berkontribusi pada distribusi lemak pusat pada beberapa orang," kata Johnston.

Baca juga: Anak Sering Makan Berlebihan, Waspadai Mungkin Gejala Stres

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com