Sengatan listrik dapat menyebabkan luka bakar pada jaringan kulit kita maupun organ dalam.
Arus listrik di atas 100 mA meninggalkan bekas di titik-titik kontak dengan kulit.
Bentuknya bisa berupa luka kecil, lubang yang hangus atau luka bakar internal yang lebih serius.
Sedangkan arus listrik di atas 10.000 mA (10 A) menyebabkan luka bakar serius yang mungkin memerlukan amputasi anggota tubuh yang terkena.
Baca juga: Strategi Menghemat Listrik Meski Pakai AC Seharian
Luka bakar akibat tersetrum listrik juga dapat mempengaruhi organ dalam karna panas yang dihasilkan dari resistensi tubuh.
Kerusakan internal mungkin jauh lebih serius meskipun secara kasat mata tidak terlihat.
Luka bakat internal juga dapat menyebabkan munculnya jaringan parut, amputasi, kehilangan fungsi, kehilangan sensasi dan bahkan kematian.
Jika terlalu banyak jaringan rusak akibat sengatan listrik ini maka berisiko pula menyebabkan gangguan ginjal atau sirkulasi darah yang serius.
Saraf adalah jaringan yang menawarkan resistensi yang sangat kecil terhadap aliran arus listrik.
Ketika saraf terkena sengatan listrik, konsekuensinya termasuk rasa sakit, kesemutan, mati rasa, kelemahan atau kesulitan menggerakkan anggota tubuh.
Efek ini dapat hilang seiring waktu atau berlaku permanen sehingga mempengaruhi fungsi tubuh.
Cedera akibat tersetrum listrik juga dapat mempengaruhi sistem saraf pusat.
Ketika syok akibat arus listrik terjadi, korban mungkin linglung atau mungkin mengalami amnesia, kejang, atau henti napas.
Kerusakan jangka panjang pada saraf dan otak akan tergantung pada tingkat cedera dan dapat berkembang hingga beberapa bulan setelah kejadian.
Bukan tidak mungkin, kerusakan yang ditimbulkan tersetrum listrik pada saraf dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.