Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Punya Teman Toksik, Orangtua Harus Bagaimana?

Kompas.com - 11/01/2022, 09:18 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms

Setelah anak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan persahabatan beracun yang dialami, orangtua dapat mengajukan pertanyaan berdasarkan informasi yang diperoleh.

Mengutip Pschology Today, orangtua bisa mengajukan pertanyaan mengenai apa penyebab anak merasa terluka, kesal, atau emosi yang lain.

Dengan melontarkan pertanyaan, anak tidak akan merasa dihakimi. Justru anak menyadari jika orangtua benar-benar mendengarkan, dan anak cenderung mau untuk menjawab pertanyaan kita.

Dari jawaban anak, orangtua dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang seberapa beracun hubungan yang anak miliki dengan temannya.

Tidak hanya itu. Orangtua pun mengerti tindakan yang harus dilakukan untuk membantu anak agar meninggalkan pertemanan yang beracun.

Baca juga: Waspadai, 11 Tanda Pertemanan Toksik yang Tak Boleh Diabaikan

3. Tidak mengkritik teman beracun

Mengkritik teman yang toksik bisa menjadi bumerang dan menyebabkan anak tidak mau membicarakan situasi mereka dengan terbuka.

Menurut EmpoweringParents.com, meskipun anak mengetahui seorang teman beracun, mereka masih suka membela teman tersebut di hadapan orangtua mereka.

Sama seperti hubungan asmara yang beracun, pertemanan yang beracun membuat anak meyakini bahwa mereka tidak dapat berbuat apa pun tanpa teman mereka.

Maka dari itu, hindari mengkritik teman yang beracun kendati secara tidak sadar anak kita mengetahui bahwa teman itu tidaklah baik bagi mereka.

Baca juga: 5 Tanda Kamu Berada dalam Hubungan yang Beracun

4. Terapkan teknik mirroring

Teknik mirroring bisa diterapkan orangtua untuk membuat anak memahami betapa buruknya mereka diperlakukan dan mereka tidak seharusnya menerima perilaku toksik dari teman.

Seperti diberitakan Insider, teknik mirroring memungkinkan individu untuk melihat sifat beracun pada orang lain, biasanya di tengah-tengah konflik.

Anak yang menjadi korban toxic friendship secara bertahap dapat melihat kurangnya rasa hormat dan dukungan, kendati mereka sudah menghormati dan mendukung teman yang memiliki kepribadian narsistik.

Setelah anak menyadari persahabatan yang dimiliki hanya menguras emosi, maka teman yang beracun tidak lagi menguasai anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com