Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2022, 11:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam gerakan sam po kun, salah satu cabang keilmuan Perguruan Silat Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih, baik ketika dilakukan dalam simulasi pertarungan silat berpasangan (tuicu) maupun sendiri, tangan kiri dan kanan bergantian dalam keadaan kosong (rilek) dan isi (bertenaga).

Lebih detail kosong-isi diterapkan dalam setiap ruas persendian kita. Sesuai namanya, sam po kun yang berarti permainan tiga mutiara (dalam tubuh)—serba tiga ruas anggota badan manusia, menjadi sendi lipatan setiap gerak, masing-masing bisa diisi tenaga atau dikosongkan sebagaimana konsep yin-yang.

Efeknya luar biasa, bagian tubuh yang diisi dengan tenaga ternyata tidak berdaya, sedang bagian tubuh dikosongkan (rilek secara penuh) ternyata berisi (berdampak pada dorongan gerak yang bertenaga).

Hal ini pernah saya tulis Mei 2016, dalam artikel berjudul MBS Bangau Putih, Laboratorium Yin-Yang, dimuat majalah Warta Bangau.

MBS (Mind Body Spirit) pernah menjadi nama cabang keilmuan PGB, sebelum berganti nama menjadi sam po kun.

Konsep yin-yang dalam mengayuh sepeda juga bisa diterapkan dalam praktik keseimbangan dalam berpasangan, seperti dalam hubungan suami-istri yang memerlukan pengaturan emosi atau pikiran (mind) dan tubuh (body).

Mind-body yang seringkali dipasangkan juga saling memengaruhi dan keduanya bisa bentrok sehingga berakibat memperlemah fungsi masing-masing.

Karena itu ketika tubuh aktif, pikiran diistirahatkan. Begitu pula sebaliknya. Pikiran dan tubuh saling berhubungan.

“Kadang otak harus distop interfensinya atas badan, membiarkan badan lepas bergerak sendiri,” tulis Bre Redana, wartawan dan pelatih silat dalam bukunya, Mind Body Spirit, Aku Bersilat, Aku Ada (Penerbit Buku Kompas, 2013).

Untuk memenangkan sebuah pertarungan fisik, kata Kazumi Tabata, orang harus pandai mengatur tubuh dan pikiran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com