KOMPAS.com - Anxiety atau gangguan kecemasan yang sering dibicarakan belakangan ini rupanya bukan hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Anxiety di usia kanak-kanak sebenarnya merupakan hal normal dalam masa perkembangannya, dan umumnya tidak menjadi masalah berkepanjangan.
Sebagai contoh, anak akan mengalami separation anxiety (gangguan kecemasan berpisah) dan menangis saat ditinggal ibunya di tempat penitipan anak.
Rasa takut dan cemas anak saat ada badai petir atau kegelapan pun normal bagi anak kecil.
Kendati demikian, jika rasa kecemasan anak mulai mengganggu hidupnya, terutama jika anak telah masuk ke sekolah, ini harus ditangani.
Biasanya, ada berbagai tanda jika seorang anak mengalami gangguan kecemasan, baik secara fisik maupun emosional.
Menurut Child Mind Institute, beberapa tanda itu di antaranya adalah rasa kekhawatiran dan menghindar dalam beberapa situasi.
Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan ini mungkin tidak ingin pergi ke sekolah dan lebih menyukai menghabiskan waktunya sendirian.
Mereka juga kerap mengalami sakit perut, berkeringat, jantung berdegup kencang, dan mual.
Mungkin, anak juga akan menempel pada kita dan selalu butuh kata-kata yang mencerminkan bahwa mereka disukai, aman, dan baik-baik saja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.