Dr. Judit menyampaikan, kadal dapat mengatasi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Ada pun, ADHD adalah suatu kondisi yang memengaruhi perilaku orang dan dapat membuatnya tampak gelisah dan kesulitan berkonsentrasi.
Gejala ADHD dapat diperhatikan pada anak usia dini dan mungkin menjadi lebih terlihat ketika keadaan anak berubah, seperti ketika anak mulai memasuki usia sekolah.
Sebagian besar kasus anak didiagnosis ADHD ketika mereka berusia 3 hingga 7 tahun.
Alasan Dr. Judith merekomendasikan kadal sebagai hewan peliharaan karena reptil yang satu ini dapat hidup mandiri dan perawatannya relatif rendah.
Burung tidak sekadar menjadi hewan koleksi karena keindahan warna bulu atau keindahan kicauannya saja.
Sebab, hewan yang satu ini ternyata baik untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Perlu diketahui bahwa OCD mengakibatkan pola pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan dan membuat orang melakukan perilaku berulang (kompulsi).
OCD tidak boleh dibiarkan karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penderitaan yang signifikan.
Dr. Judith merekomendasikan hewan tersebut karena kicauan burung dapat menjadi "musik" yang menenangkan.
Baca juga: 5 Tips Merawat Burung agar Tetap Sehat dan Bahagia
Hewan terakhir yang disarankan Dr. Judith untuk menjaga kesehatan mental adalah kura-kura.
Ia menyebut hewan amfibi yang satu ini dapat mengatasi masalah demensia pada orang tua.
Sebenarnya demensia bukanlah penyakit spesifik tetapi lebih merujuk pada istilah umum untuk gangguan kemampuan.
Demensia juga meliputi gangguan untuk mengingat, berpikir, atau membuat keputusan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dr. Judith menjelaskan, kura-kura yang berjaln lebih lambat bisa membantu memicu ingatan.
Meskipun tidak ada penelitian tentang efek kura-kura pada demensia, kepemilikan hewan peliharaan secara umum telah dikaitkan dengan perbaikan gejala yang berkaitan dengan demensia.
Baca juga: Mengenal Jonathan, Kura-kura Tertua di Dunia Berusia 190 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.