Oleh: Meike Kurniawati
LA SAPE mungkin samar di telinga masyarakat Indonesia. Apa itu La Sape? La sape adalah akronim dari bahasa Perancis La Socit des Ambianceurs et des Personnes lgantes yang artinya masyarakat yang berpakaian elegan.
Sebutan untuk sebuah komunitas di Kongo – Afrika Tengah yang begitu bangga dengan busananya.
Sapeurs (sebutan untuk anggota La sape) dalam kesehariannya mengenakan busana mewah, rancangan desainer Eropa ternama, brand asli bukan palsu (KW).
Kelompok ini pantang menggunakan barang KW. Bagi mereka menggunakan barang KW sama dengan penghinaan.
Menggunakan busana buatan desainer kenamaan Eropa adalah segalanya bagi para Sapeur.
Sekilas tidak ada yang salah dengan gaya hidup para Sapeur ini. Namun, pada kenyataannya para Sapeur ini rela tidak makan, meminjam uang, hingga mencuri demi berpakaian mewah.
Kerap kesulitan makan, hidup susah, namun membeli busana yang harganya rata-rata tiga kali lipat dari penghasilan.
Gaya hidup boros dan mahal. Padahal sebagian besar berasal dari daerah miskin dan ekonomi sulit. Para Sapeur digambarkan lebih mementingkan pakaian dari pada makan.
Keberadaan La Sape di Kongo tentunya adalah sebuah ironi. Kongo termasuk dalam daftar 10 negara termiskin di dunia. Dengan 46,5 persen (hampir setengah dari populasi) masyarakatnya hidup pada garis kemiskinan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.