Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Bangun pada waktu dini hari untuk sahur jelas berat bagi kita yang terbiasa memiliki waktu tidur cukup. Sebenarnya, hal ini dapat disiasati dengan tidur lebih awal. Akan tetapi, kebanyakan orang Indonesia tidak melakukannya.
Waktu sahur sendiri berlangsung antara pukul dua dini hari hingga berhenti saat azan Subuh. Pada waktu itu, kita harus mengonsumsi sesuatu untuk memenuhi kebutuhan asupan ketika berpuasa selama 13 jam.
Ternyata, kombinasi antara kurangnya jam tidur dan makanan berat dengan kandungan yang bermacam-macam sering kali membuat kita mengantuk.
Hal ini dibahas dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Tips Mengusir Kantuk Setelah Makan Sahur” di Spotify. Nyatanya, ini bersumber dari berbagai faktor yang tanpa kita sadari penyebabnya.
Lantas, kenapa kita bisa mengantuk setelah makan sahur ya?
Melansir Rises Science, istilah teknis untuk rasa kantuk yang muncul setelah makan disebut sebagai "food coma" atau tanda tubuh yang seolah mengisyaratkan agar kita tertidur. Secara fisiologis, pergeseran aliran darah dan fluktuasi hormonal dapat menyebabkan hal ini.
Baca juga: Tips Jaga Kebugaran di Tengah Padatnya Rutinitas
Sementara itu, beberapa ilmuwan percaya bahwa tidur setelah makan disebabkan oleh pergeseran aliran darah yang menjauh dari otak ke usus kecil. Atau bisa juga merujuk pada hormon yang dihasilkan dari makan dan terlibat dalam pencernaan.
Cholecystokinin adalah hormon peptida yang dilepaskan saat kita makan, dapat menyebabkan rasa kantuk. Hormon peptida ini merupakan hormon dari protein dalam beragam ukuran.
Protein yang disintesis lalu disisipkan ke dalam vesikel untuk sekresi, dilipat, dan diproses melalui proteolisis atau pemecahan protein.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.