KOMPAS.com - Sejumlah kebiasaan sehat biasanya kita terapkan untuk mendapatkan tubuh yang lebih baik termasuk saat menjalani program penurunan berat badan.
Beberapa yang jadi favorit seperti mengurangi konsumsi lemak pada makanan sehari-hari, rutin mengonsumsi buah-buahan sehat sampai berolaharga secara intens.
Namun rupanya kebiasaan sehat tersebut tidak selamanya baik dan efektif untuk tubuh.
Melansir Realbuzz, Sabtu (4/6/2022), beberapa kebiasaan sehat itu malah bisa berdampak sebaliknya alias malah membuat tubuh semakin gemuk.
Apa saja?
Baca juga: Benarkah Nasi Putih bisa Bikin Gemuk?
Banyak pelaku diet yang menganggap lemak sebagai "musuh utama". Hal itu membuat mereka kerap menghindari makanan berlemak.
Namun ketahuilah, memilih makanan yang rendah lemak akan jauh lebih efektif daripada menghindari lemak sama sekali dalam diet.
Pasalnya, tidak semua lemak berdampak buruk bagi tubuh kita.
Penelitian menunjukkan bahwa makanan berlemak tak jenuh akan lebih baik bagi kesehatan tubuh dan berdampak bagi penurunan berat badan.
Makanan rendah lemak yang dimaksud di antaranya adalah buah zaitun, kacang-kacangan dan alpukat.
Mengonsumsi air minum yang cukup dapat membantu kita tetap terhidrasi sepanjang hari.
Namun, penelitian yang dipublikasi PLoS ONE membuktikan bahan kimia bisphenol A (BPA) yang ditemukan pada botol air minum kemasan dapat mendorong tubuh memproduksi hormon estrogen.
Hormon tersebut memengaruhi cara tubuh kita dalam menyimpan lemak. Semakin sering terpapar bahan kimia ini, maka semakin sulit kita menurunkan berat badan.
Para ahli menyarankan untuk melakukan pemurnian osmosis yang bisa membatasi bahan kimia yang terpapar di dalam tubuh.
Baca juga: Bayi Gemuk Dianggap Lebih Sehat dan Lucu, Mitos atau Fakta?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.