Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 Juni 2022, 07:48 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketiak memang bisa mengeluarkan aroma tidak sedap jika tubuh kita berkeringat.

Bau tidak sedap itu bisa sangat mengganggu dan membuat kepercayaan diri berkurang. Tak heran, banyak yang mencoba melakukan berbagai cara, mulai dari rajin mandi hingga mencukur bulu (rambut) ketiak.

Bahkan baru-baru ini muncul sebuah tren baru, yaitu detoksifikasi ketiak dengan semacam masker yang terbuat dari bahan-bahan seperti arang, baking soda, tepung jagung dan cuka apel.

Dikutip dari Cleveland Clinic, masker detoks ketiak ini digunakan dengan mengoleskannya pada ketiak dan mendiamkannya selama 15 menit..

Kita perlu mengangkat tangan hingga masker kering lalu membilasnya dengan air, entah itu dengan lap basah atau mandi.

Nah kabarnya, mengaplikasikan campuran tersebut dapat membantu menghilangkan toksin, membuka pori-pori dan menghilangkan bau.

Baca juga: Ketiak Selalu Basah, Lebih Efektif Antiperspirant atau Deodoran?

Namun, apakah kita benar-benar membutuhkan detoks ketiak ini?

Simak tanggapan dari dokter kulit Amy Kassouf, MD, berikut ini.

Sebelum membahas soal perlu tidaknya detoks ketak, Kassouf membeberkan fakta bahwa saat kita mengganti deodorant, tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kandungan di dalamnya.

Ini dapat memengaruhi jumlah dan jenis bakteri di ketiak, sehingga bau badan bisa lebih kuat pada awalnya.

Nah, mereka yang beralih dari deodoran aluminium ke deodoran alami biasanya melakukan detoks untuk membantu menangani perubahan tersebut, mengklaim itu dapat membantu deodoran alami bekerja lebih baik.

Lalu, para penggemar detoks ketiak juga mengklaim bahwa perawatan tersebut dapat mengekstrak racun melalui kelenjar keringat yang ditemukan di ketiak.

Hasilnya, ketiak akan lebih sehat dan lebih harum.

Namun Kassouf tidak berpikir demikian. Menurutnya, tidak ada alasan teruji mengapa kita harus melakukannya.

Lalu, perlu diingat pula bahwa hati dan ginjal dirancang untuk menghilangkan zat kimia berbahaya, termasuk keringat dan urin, sementara pergerakan usus dapat menghilangkan toksin.

Tak hanya itu, meski hampir semua bahan baku yang digunakan untuk masker detoks ketiak itu sangat alami, iritasi tetap dapat terjadi akibat zat kimia abrasif atau basa dan asam yang terlalu kuat.

Jadi, meski clay dapat mengikat molekul tak diinginkan di kulit dan cuka apel dapat menjaga pH tetap rendah serta mencegah pertumbuhan bakteri, perlu diperhatikan konsentrasinya.

Pasalnya, konsentrasi kandungan terlalu tinggi dapat memicu iritasi.

Untuk itu, penting untuk memilih bahan lebih ringan sebagai bahan baku makser. Misalnya, jus lemon.

Jus lemon memiliki kandungan asam sitrat yang bisa menjadi bahan eksfoliasi alami dan menurunkan kadar pH.

Hanya saja, jus lemon segar dapat membuat kulit serasa terbakar atau iritasi jika diaplikasikan setelah bercukur.

Baca juga: Ketiak Menghitam: Penyebab dan Cara Menanganinya

Deodoran alami dan deodoran alumunium

Ada dua jenis deodorant, alami dan alumunium. Namun, mana yang harus dipilih?

Menurut Kassouf, itu kembali ke preferensi masing-masing orang. Pasalnya, deodoran hanyalah deterjen atau wewangian yang membantu mengurangi bakteri dan bau yang dihasilkan ketiak.

“Sedangkan antiperspiran mengandung aluminium, yang secara kimiawi dapat mematikan kelenjar keringat untuk mengurangi produksi kelembapan,” jelas Dr. Kassouf.

“Produk alami jarang mengandung antiperspirant dan biasanya hanya bahan untuk mengurangi atau menutupi bau.” lanjutnya.

Kassouf juga menambahkan bahwa kita tidak perlu khawatir tentang isu deodoran aluminium dapat menyebabkan kanker karena itu tidak ada hubungannya.

Namun jika ingin beralih dari deodoran aluminium ke deodoran alami, pastikan untuk memberi tubuh waktu beradaptasi dengan perubahan bahan.

Kapan perlu mengunjungi dokter?

Meski ketiak berkeringat adalah hal normal, keringat berlebih bisa jadi gejala suatu penyakit.

“Ada kondisi medis yang dapat meningkatkan keringat, seperti diabetes atau infeksi dan gangguan tiroid,” kata Dr. Kassouf.

Jadi jika kita melihat perubahan drastis dan mendadak, segera bubungi dokter guna mendapatkan penanganan.

Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Bau Ketiak Secara Alami

Tips menjaga kesehatan ketiak

Kassouf juga memberikan beberapa tips agar ketiak tetap sehat, berikut di antaranya.

Perhatikan apa yang dimakan.

Menurut Kassouf, ada rempah-rempah dan kandungan makanan tertentu yang memicu keringat dan mengubah bau.

Mandi setelah berolahraga.

Kassouf berpendapat, mandi setelah olahraga dapat membantu menghilangkan keringat dan bakteri serta membantu menjaga semua lipatan kulit tetap bersih dan kering untuk membantu meminimalisir bau.

Cuci muka secara teratur.

Pori-pori dapat tersumbat akibat pemakaian produk tertentu yang terlalu berat  karena menyebabkan sel-sel kulit mati atau minyak tersangkut.

“Pastikan Anda membasuh ketiak secara teratur dengan pembersih yang lembut untuk menghilangkan sisa kotoran atau produk yang dipakai,” ujar Kassouf.

Lalu meski detoks ketiak tidak akan membahayakan kita, namun sebaiknya kita mempertimbangkan masak-masak bila akan melakukannya.

“Sebenarnya yang kita perlukan hanyalah perawatan kulit yang baik, dan tidak berlebihan” kata Dr. Kassouf.

Baca juga: 5 Cara Ampuh Menghilangkan Bau Tak Sedap dari Ketiak

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau