KOMPAS.com - Ada sejumlah minuman yang diyakini bisa membantu dalam menurunkan berat badan, salah satunya adalah cuka apel.
Cuka apel terbuat dari buah apel yang dihancurkan, sarinya diambil, disuling dan difermentasi.
Cuka apel telah digunakan selama berabad-abad dalam membersihkan perabotan rumah, obat-obatan hingga sebagai pelengkap masakan.
Tapi beberapa tahun belakangan, minuman dengan aroma menyengat dan berwarna kecoklatan ini kerap dikaitkan manfaatnya dalam penurunan berat badan.
Bahkan menurut studi yang dilakukan Harvard Health, cuka apel atau cuka sari apel menjadi kata kunci terpopuler di Google pada 2017 dengan khasiatnya dalam program diet.
Apa benar cuka apel khasiatnya efektif dan aman digunakan ketika dijadikan minuman untuk menurunkan berat badan?
Baca juga: Pagi atau Malam, Kapan Waktu Terbaik Konsumsi Cuka Apel?
Saat ini, penelitan terkait manfaat tersebut sudah cukup banyak.
Tapi studi ilmiah akan khasiat itu bisa dikatakan belum mumpuni.
Seperti pada riset yang dilakukan peneliti Jepang pada 2009 yang menyebutkan, orang dengan obesitas yang mengonsumsi cuka apel dalam 12 minggu bisa menurunkan berat badan daripada yang tidak.
Kemudian pada riset yang dilakukan pada tahun 2013, minum cuka apel bersamaan dengan konsumsi makanan rendah kalori bisa mendorong penurunan berat badan.
Mengutip laman Bangor Daily News, cuka apel memang mengandung sejumlah nutrisi yang dapat mendorong penurunan berat badan.
Hal itu dikarenakan kandungan pektin dan serat larut yang terdapat di dalamnya.
"Peran pektin dan serat larut secara alami menunda pengosongan lambung dan pelepasan nutrisi makanan ke dalam aliran darah."
Demikian kata Anne-Marie Davee, ahli gizi bersertifikat dan anggota fakultas Nutrisi di New England University.
Pektin dan serat larut tersebut secara tidak langsung bisa membuat peminumnya merasakan perut kenyang lebih lama.
Namun, kata Davee, bukan berarti fungsi tersebut berdampak pada penurunan berat badan.
Penelitian lain menyebutkan potensi cuka apel dalam mengurangi berat badan relatif kecil dan ukuran sampel dari penelitian juga perlu ditinjau lebih lanjut.
Seperti halnya perlu mempelajari keragaman populasi, periode waktu penelitian hingga obyek penelitiannya.
Sebab, pada beberapa penelitian yang sudah ada hanya mengandalkan khasiat cuka apel pada tikus.
"Ini adalah klaim yang tidak didukung oleh bukti ilmiah."
"Dalam studi terbatas yang sudah ada untuk menurunkan berat badan, efeknya dilakukan bersamaan dengan pengurangan kalori dan meningkatkan olahraga yang menjadi kunci," kata dia.
Baca juga: 6 Cara Konsumsi Cuka Apel yang Malah Bahaya bagi Kesehatan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.