Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Cara Mengetahui Hubungan Percintaan yang Hanya Didasarkan Nafsu

Kompas.com, Diperbarui 27/01/2023, 10:24 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber rd.com

KOMPAS.com - Memiliki keterikatan secara seksual dengan pasangan adalah hal yang penting untuk meningkatkan kualitas hubungan percintaan, terutama pernikahan.

Meski demikian, kita juga perlu memahami bahwa dalam menjaga keharmonisan hubungan tidak hanya dipengaruhi oleh keterikatan seksual saja.

Melainkan juga perasaan cinta satu sama lain yang tulus dan benar-benar memberikan yang terbaik bagi pasangan.

Sebab, apabila hubungan kita dan pasangan yang melulu soal ketertarikan secara seksual, bisa jadi hubungan ini hanya didasarkan pada nafsu.

Baca juga: Perbedaan antara Cinta dan Nafsu yang Perlu Dipahami

Tentunya ini sangat tidak sehat untuk dilanjutkan dalam jangka panjang.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa hubungan kita hanya didasarkan pada nafsu, seperti yang dilansir dari laman Reader's Digest.

1. Nafsu itu tentang mengambil, cinta itu tentang memberi

Jika kita benar-benar jatuh cinta dengan pasangan, kita mungkin akan memikirkan cara untuk menunjukkan penghargaan dan pengabdian.

Namun, jika kita jatuh cinta karena nafsu, kita bisa lebih egois dan hanya mencari kesenangan diri sendiri.

"Inti dari nafsu itu bersama dengan ciri-ciri kecemburuan dan mengejar kehormatan. Secara khusus, itu adalah sensasi yang menuntun seseorang untuk mengambil apa yang dimiliki orang lain," kata seorang ahli hubungan di New York City, Shlomo Zalman Bregman.

"Faktanya, ini adalah alasan utama mengapa seseorang yang didorong oleh nafsu sering kali memiliki hasrat yang membara untuk memanfaatkan pasangannya secara fisik melalui api gairah mereka," sambung dia.

Baca juga: 3 Masalah Umum dalam Hubungan Percintaan dan Solusinya

Di sisi lain, perbedaan antara cinta dan nafsu adalah bahwa cinta itu tentang memberi dan berinvestasi pada orang lain.

Dan jika kita berhenti melakukan sesuatu untuk menunjukkan penghargaan dan rasa terima kasih, hubungan kita mungkin tidak akan bertahan lama karena hanya didasarkan pada nafsu semata.

2. Menghabiskan seluruh waktu bersama di tempat tidur

Apabila kita selalu berada di tempat tidur atau melakukan sesuatu yang berbau dengan hal-hal yang seksual, kemungkinan hubungan kita itu berlandaskan nafsu.

"Ketika kita hanya merasakan nafsu untuk seseorang, tujuan kita adalah untuk mengalami kenikmatan seksual yang cenderung mengabaikan komponen emosional yang kuat," kata pakar hubungan, David Bennett.

Sebaliknya, cinta mencakup hasrat seksual, tetapi jauh lebih luas dari itu.

"Jika itu cinta, kita dan pasangan akan memenuhi kebutuhan seksual maupun emosional satu sama lain seperti saling membantu, bukan hanya tentang seberapa cepat kita bisa melepaskan pakaian satu sama lain," jelasnya.

Baca juga: 3 Tips Temukan Kenikmatan Lebih Saat Berhubungan Seksual, Menurut Ahli

3. Imajinasi yang selalu menyala

Berbeda dengan cinta, nafsu adalah perasaan, sensasi, dan emosi yang didasarkan pada proyeksi imajinasi kita dari kualitas dan signifikansi yang dimiliki pasangan.

Ketika kita bernafsu terhadap seseorang, kita cenderung mengidealkan orang itu dan semacam memproyeksikan apa yang kita inginkan dari dia.

Sayangnya, hal ini sering kali mengarah pada keyakinan bahwa orang yang kita dambakan itu sempurna dan tidak mungkin melakukan kesalahan. Akibatnya, banyak red flag yang terlewatkan.

"Jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita mungkin akan melihatnya apa adanya yakni manusia sejati dengan banyak kekurangan, namun tetap mencintainya," kata Bregman.

"Dan, jika konflik muncul karena kekurangan, yang terbaik adalah menggunakan komunikasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah," ujar dia.

4. Nafsu yang pertama

Keintiman sangat penting untuk pernikahan yang sehat dan menjadi bagian dari tips pernikahan yang bahagia.PEXELS/COTTONBRO Keintiman sangat penting untuk pernikahan yang sehat dan menjadi bagian dari tips pernikahan yang bahagia.
Petunjuk bermanfaat lainnya yang dapat membantu kita membedakan cinta dan nafsu adalah dengan memikirkan lamanya hubungan.

"Hampir merupakan aturan yang tidak dapat diubah bahwa nafsu adalah sesuatu yang dialami seseorang sejak awal, tetapi cinta sejati adalah sensasi yang akan dirasakan nanti," ungkap Bregman.

Baca juga: Pakar Ungkap 3 Cara Meningkatkan Kepuasan Seksual bersama Pasangan

Begitu kita jatuh cinta, manfaat berhubungan seks, pada tingkat emosional, mungkin juga akan meningkat.

Ini tentu saja masuk akal karena cinta didasarkan pada pemberian kepada orang lain dan butuh waktu untuk berinvestasi secara mendalam pada orang lain, sedangkan ketertarikan penuh nafsu dapat berkembang hampir secara instan.

5. Penampilan fisik menjadi perhatian utama

Apabila kita terlalu khawatir dengan penampilan pasangan yang menarik, kita mungkin berada dalam fase nafsu dalam hubungan.

"Emosi nafsu biasanya terfokus pada eksternal seperti bagaimana penampilan pasangan kita, bentuk tubuhnya, dan bagaimana kita muncul di matanya," terang Bregman.

Namun, jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita juga akan menaruh perhatian besar pada kualitas baik di luar penampilan fisik seperti intelektual, kebaikan hati, dan sebagainya.

6. Menghindari komitmen

Seseorang yang bernafsu biasanya tertarik pada hubungan sejauh itu nyaman dan mungkin akan menghindar dari komitmen nyata apa pun.

"Namun, jika kita benar-benar mencintai pasangan, kita akan sibuk merawatnya dan ingin memberi kasih sayang kepadanya dengan tulus. Bahkan ketika tidak nyaman, kita bersedia berkorban dan berinvestasi di dalamnya," kata Bregman.

Dengan fokus hubungan yang didasarkan pada cinta juga akan membuat kita untuk memperluas hubungan dan merencanakan masa depan yang lebih baik bersama pasangan.

Baca juga: Yakin yang Kamu Rasa Itu Cinta? Yuk, Bedakan antara Cinta dan Nafsu

7. Tidak saling berbagi perasaan

Tidak terbuka dengan pasangan untuk saling berbagi perasaan adalah tanda hubungan kita hanya didasarkan pada nafsu.

"Jika kita terlalu peduli dengan fantasi dan topik non-emosional, kita juga belum memasuki tahap cinta," kata seorang terapis yang berbasis di New York City, Kimberly Hershenson, LMSW.

"Di satu sisi, kita lebih suka berpura-pura memiliki kehidupan yang sempurna, daripada memberi ruang untuk kepercayaan, komunikasi, dan komitmen yang lebih dalam," lanjut dia.

8. Tidak ada keterlibatan teman dan keluarga

Teman dan keluarga pasti penting untuk dilibatkan dalam hubungan kita bersama pasangan.

Pakar hubungan Bonnie Winston mengatakan, jika lingkaran pertemanan kita tidak cocok dengan pasangan dan kita tidak memperdulikannya, itu bisa berarti kita sedang bernafsu. 

Alasannya, kita tidak melihat orang ini sebagai calon pasangan dalam jangka panjang.

Namun, jika kita memperkenalkan pasangan kepada teman dan keluarga, itu dengan sendirinya merupakan langkah positif menuju cinta dan kita memang memiliki perasaan yang lebih dalam.

Tapi, perlu diingat juga bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh diceritakan kepada teman maupun keluarga tentang hubungan kita.

Baca juga: 14 Alasan Pemicu Hilangnya Gairah Seksual Suami-Istri

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau