Sebagai pekerja, kita punya hak untuk menyampaikan kekhawatiran kita soal masa depan karier kepada atasan.
Cobalah melakukannya dengan memberikan contoh skenario negatif, perasaan kita dan minta saran apa yang sebaiknya dilakukan.
Hal ini juga membuat atasan tahu bahwa kita adalah karyawan yang baik karena berusaha memperbaiki masalah yang ada agar pengalaman kerja meningkat.
Quiet firing berawal dari komunikasi yang buruk akibat atasan yang menghindari konflik atau takut melakukan percakapan yang tidak nyaman.
Untuk mengatasinya, kita bisa meminta rekan kerja lain sebagai mediator untuk membantu advokasi.
Bisa dari pihak HRD, rekan kerja yang dianggap kompeten atau manajer bidang lainnya yang berkaitan dengan kita.
Baca juga: Imbangi Quiet Quitting, Kini Muncul Tren Quiet Firing dari Atasan
Carilah atasan maupun kantor yang lebih mampu memberikan apresiasi kepada kita.
Tidak ada alasan untuk bertahan di kantor yang melakukan taktik curang kepada pekerjanya, termasuk soal PHK.
Jangan biarkan kita diperlakukan dengan buruk meskipun oleh perusahaan yang selama ini memberikan pekerjaan.
Apalagi, praktik quiet firing sebenarnya berdampak buruk pada perusahaan, bukan kita sebagai individu.
Baca juga: Jangan Teledor, Hapus 5 Data Ini dari Komputer Kantor Sebelum Resign
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.