KOMPAS.com - Ketika mengalami nyeri dada, kita biasanya membayangkan hal itu disebabkan serangan jantung.
Memang, nyeri dada bisa menjadi tanda peringatan dari kondisi berbahaya tersebut.
Dilaporkan American Heart Association, serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung berkurang atau tersumbat.
Rasa nyeri akibat serangan jantung bisa berlangsung lama jika tidak ditangani.
Serangan jantung termasuk gejala paling serius dari penyakit arteri koroner, dan bisa memicu nyeri dada yang disebut angina.
Angina dapat terasa seperti adanya tekanan di dada, dan umumnya muncul saat kita melakukan aktivitas fisik.
Selain di dada, nyeri ini bisa dirasakan pada beberapa area tubuh lain seperti bahu, lengan, leher, rahang, perut, dan punggung.
Nyeri karena angina hampir mirip seperti heartburn, namun tidak berlangsung lama (hanya sekitar 10 menit).
Jika kita tiba-tiba merasakan nyeri dada, harap segera pergi ke dokter. Dokter dapat mendiagnosis apakah nyeri dada itu berkaitan dengan serangan jantung atau ada masalah lain.
Baca juga: Nyeri Dada di Malam Hari, Sakit Mag atau Serangan Jantung?
Nyeri dada tidak selalu disebabkan oleh serangan jantung. Delapan kondisi ini bisa memicu nyeri dada, yaitu:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.