Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Krusial untuk Selalu Mengecek Tekanan Darah

Kompas.com - 06/10/2022, 18:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut "silent killer" karena dapat menyebabkan kematian secara mendadak tanpa adanya keluhan sebelumnya.

Pada sebagian besar kasus, penderita hipertensi tidak tahu jika dirinya sedang mengidap hipertensi.

Maka dari itu, perlu ada kesadaran tentang betapa krusial memantau tingkat tekanan darah secara rutin.

Dalam studi terbaru yang dimuat di JAMA Network Open, sekelompok peneliti dari Michigan University menyoroti kekhawatiran terkait berapa banyak orang yang rajin mengecek tekanan darah mereka.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari National Poll on Healthy Aging di universitas tersebut, para peneliti menemukan kurang dari setengah orang lanjut usia yang memeriksa tekanan darah mereka secara teratur.

Baca juga: Khasiat Kakao untuk Masalah Tekanan Darah Tinggi

Bahkan, banyak dari mereka yang tidak mendapat anjuran atau rekomendasi untuk mengecek tekanan darah dari dokter.

Kapan seseorang dikatakan menderita hipertensi?

Hipertensi dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kadar garam atau kolesterol tinggi.

Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), individu dengan masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas juga bisa mengalami peningkatan tekanan darah.

Dalam mengukur tekanan darah pasien, tenaga medis biasa menggunakan alat monitor tekanan darah atau manset.

Namun sebenarnya, kita juga bisa menggunakan alat tersebut untuk mengukur tekanan darah di rumah tanpa harus pergi ke dokter atau rumah sakit.

American Heart Association menjelaskan pembacaan tekanan darah sebagai berikut:

  • Tekanan darah yang sehat, angka sistolik kurang dari 120 mmHg dan angka diastolik kurang dari 80 mmHg.
  • Tekanan darah meningkat, jika angka sistolik 120-129 mmHg dan angka diastolik kurang dari 80 mmHg.
  • Hipertensi Tahap 1, ketika angka sistolik mencapai 130-139 mmHg dan angka diastolik 80-89 mmHg.
  • Hipertensi Tahap 2, ketika angka sistolik 140 mmHg atau lebih dan angka diastolik 90 mmHg atau lebih.

Hipertensi bukan hanya dihadapi oleh orang-orang lanjut usia. Studi terbaru menunjukkan, kondisi tersebut juga memengaruhi dewasa muda.

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi Bikin Pusing? Ini Penjelasannya...

Diketahui, sekitar satu dari delapan orang dewasa berusia 20-40 tahun menderita hipertensi.

Seperti dilaporkan CDC, hanya 24 persen orang dewasa yang mengendalikan hipertensi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com