Ritme sirkadian yang menentukan tidur-bangun dipengaruhi oleh terang dan gelapnya cahaya.
Ketika sinar matahari masuk ke mata, hal ini merangsang kelenjar pineal untuk menghentikan produksi hormon tidur yang disebut melatonin.
Saat malam tiba, melatonin dapat diaktifkan oleh tubuh yang membuat orang menjadi ngantuk.
"Early birds yang alami, ritme sirkadiannya menurunkan melatonin lebih awal di pagi hari, menghasilkan peningkatan aktivitas saat mereka bangun."
Demikian penjelasan Direktur Institute Sleep Medicine di Staten Island University Hospital, Thomas Kilkenny, DO.
"Night owls jam tubuhnya yang mengeluarkan melatonin jauh di malam hari yang mengakibatkan tidur tertunda dan pagi hari lamban," sambungnya.
Baca juga: Rahasia Sederhana untuk Mengurangi Risiko Depresi
Setelah peneliti menggelar studi, hasilnya didapati bahwa kronotipe seseorang ternyata memengaruhi metabolismenya.
Dengan kata lain, orang yang tidur-bangun lebih awal dapat mengubah lebih banyak lemak menjadi energi ketimbang orang yang bergadang.
Hal tersebut berbeda dengan orang yang suka bergadang karena tubuh mereka menggunakan lemak lebih sedikit.
Tubuh mereka juga menggunakan lebih banyak karbohidrat ketika sedang beristirahat dan olahraga.
Orang yang suka bergadang berisiko terkena diabetes tipe 2 lantaran tubuh mereka resisten terhadap insulin.
Menurut Kilkenny, kondisi tersebut dapat menyebabkan obesitas, penambahan berat badan, dan metabolisme lipid yang tidak normal.
Penyebab diabetes tipe 2 tidak sepenuhnya jelas, tetapi ada penjelasan yang menunjukkan resistensi insulin adalah salah satu penyebab utama.
Satu penjelasan di balik hubungan resistensi insulin dan kronotipe adalah padatnya rutinitas sehari-hari yang menyebabkan stres.
Padahal, stres dapat mengganggu ritme sirkadian.
Terlepas dari kronotipe yang memengaruhi jam tidur ketika malam hari, ada beberapa cara untuk mencegah diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Berikut di antaranya:
Baca juga: Awas, Begadang Bisa Picu Diabetes dan Penyakit Kardiovaskular
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.