Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2022, 18:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keputihan adalah kondisi yang normal dialami para wanita menjelang haid atau sesudah haid dan masa subur.

Ada pun konsistensi maupun cairan keputihan yang keluar dari vagina akan berbeda-beda dan biasanya dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon.

Keputihan yang berwarna bening (clear) umum terjadi pada kebanyakan wanita ketika mereka sedang berovulasi dan karena penyebab lainnya.

Baca juga: 6 Tanda Awal Menopause, Salah Satunya Perubahan pada Keputihan

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab dan arti keputihan yang berwarna bening, simak penjelasannya yang dilansir dari laman Very Well Health sebagai berikut.

Penyebab keputihan

Keputihan dihasilkan oleh kelenjar di serviks dan vagina. Tujuannya adalah untuk menjaga vagina tetap bersih dan terlumasi, serta membantu melindungi dari infeksi.

Jika kita mengalami keputihan yang berwarna bening, umumnya itu pertanda bahwa vagina kita bekerja secara optimal.

Keputihan yang berwarna bening juga memiliki beberapa kemungkinan penyebab, termasuk ovulasi, kehamilan, menopause, gairah/aktivitas seksual, olahraga, dan pengobatan.

  • Ovulasi

Ketika berovulasi, tubuh akan mengeluarkan cairan bening yang melar, lengket, atau licin.

Cairan yang keluar mungkin mirip dengan putih telur dan merupakan indikasi kesuburan.

Kemungkinan juga terdapat volume cairan yang lebih tinggi selama masa ini. Kira-kira satu sendok teh cairan yang keluar setiap hari.

Menjelang ovulasi, kelenjar vagina memproduksi lendir serviks hingga 30 kali lebih banyak daripada saat setelah ovulasi.

Memantau lendir serviks dapat membantu wanita memahami kapan mereka berada pada waktu yang paling subur.

Baca juga: 5 Fakta tentang Keputihan yang Perlu Diketahui Wanita

Untuk mengamati lendir serviks, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti:

- Penampilan

Hal ini mengacu pada warna dan konsistensi. Selama ovulasi, cairan yang keluar biasanya jernih dan elastis.

- Sensasi

Bagaimana lendir mungkin terasa di vulva. Selama ovulasi, biasanya basah dan licin.

- Masa subur

Melacak siklus menstruasi dapat memberikan petunjuk kapan ovulasi kemungkinan akan terjadi dan bagaimana keputihan berubah pada setiap tahap siklus.

Kehamilan

Selama kehamilan, dinding vagina dan leher rahim mulai melunak untuk memberi ruang bagi janin yang sedang tumbuh.

Tubuh akan menciptakan lebih banyak keputihan untuk menghentikan infeksi yang bergerak naik ke vagina ke rahim.

Peningkatan hormon progesteron juga berkontribusi pada peningkatan keputihan.

Inilah sebabnya mengapa beberapa wanita menyadari bahwa mereka mengalami lebih banyak keputihan saat hamil dan bahkan mungkin salah mengira itu sebagai urin karena volume cairan.

Selama kehamilan, keputihan juga menjadi tanda yang sehat apabila berwarna bening, tidak berbau, dan cairan yang keluar dapat berubah menjadi bercak darah atau lendir menjelang akhir kehamilan.

Baca juga: Fakta-fakta Seputar Keputihan, Penyebab, dan Bagaimana Mengatasinya

  • Menopause

Tubuh mengalami banyak perubahan selama menopause dan vagina sering menjadi kurang lembap selama masa ini karena menurunnya kadar estrogen dan progesteron.

Namun, wanita masih menghasilkan cairan, hanya dalam jumlah yang lebih kecil. Keputihan juga biasanya berwarna bening dan tidak menyebabkan iritasi.

  • Gairah dan aktivitas seksual

Ketika tubuh bergairah secara seksual, kelenjar-kelenjar di dalam dan di sekitar vagina menghasilkan cairan yang disebut sebagai cairan gairah.

Cairan ini diciptakan untuk melumasi vagina dan mempersiapkannya untuk potensi hubungan seksual.

Tidak seperti bentuk keputihan lainnya, cairan ini sering menghilang dalam waktu satu jam dan biasanya memiliki warna yang bening, lembut, basah, dan lebih licin.

  • Olahraga

Beberapa wanita mengalami peningkatan cairan encer dan bening saat berolahraga. Hal ini normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

  • Obat-obatan

Beberapa obat seperti kontrasepsi hormonal (pil KB) dapat memengaruhi keputihan.

Kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung progesteron dan estrogen juga dapat mengentalkan cairan serviks.

Baca juga: Membedakan Keputihan Normal dan Tak Normal, Bagaimana Caranya?

Hal ini membantu menghentikan sperma masuk ke dalam rahim dan mencegah kehamilan, tetapi dapat mengubah penampilan keputihan.

Beberapa wanita yang menggunakan pil KB mungkin mendapati keputihan mereka menjadi putih secara konsisten sepanjang bulan.

Bagaimana jika keputihan tidak bening?

Meskipun keputihan yang bening dan licin dianggap normal, keputihan yang berwarna putih atau agak pudar setelah ovulasi juga normal.

Sementara warna dan viskositas (ketebalan) keputihan bisa berubah dari hari ke hari dan pada titik-titik yang berbeda dalam siklus menstruasi, ada beberapa warna yang mungkin perlu dikhawatirkan:

- Keputihan berwarna kuning atau hijau tidak normal dan bisa menjadi tanda infeksi bakteri atau virus

- Keputihan merah atau cokelat di antara masa haid dapat terjadi jika kita memiliki siklus yang tidak teratur atau sebagai efek samping dari pil KB.

Ini juga bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius, seperti kanker rahim atau serviks

Kapan harus berkonsultasi dengan dokter?

Keputihan yang bening dan lengket masih dianggap normal.

Jika jumlah cairan yang keluar mengganggu, kita bisa menggunakan panty liner untuk mengatasinya.

Namun, perubahan tertentu dan adanya gejala-gejala lain mungkin merupakan indikasi masalah yang mendasari keputihan.

Bicaralah dengan dokter apabila kita mengalami salah satu dari yang berikut ini, terutama jika gejala-gejala tersebut memburuk atau bertahan selama lebih dari seminggu.

Baca juga: Waspada, WFH Bikin Perempuan Jadi Sering Keputihan

- Perubahan mendadak pada cairan yang keluar (dalam warna, jumlah, bau, atau konsistensi)

- Gatal-gatal di area genital

- Kemerahan di area genital

- Pembengkakan di alat kelamin

- Rasa terbakar saat buang air kecil

- Lepuh pada vagina atau vulva

Segera lakukan evaluasi jika kita mengalami keputihan abnormal yang disertai dengan demam, nyeri pada panggul, dan perut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com