Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2022, 06:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Studi Medicine & Science in Sports & Exercise tersebut juga menemukan temuan bahwa orang yang meditasi mengalami pemulihan pascalatihan lebih cepat.

2. Perkembangan otak

Orang yang mengalami migrain kronis kemungkinan mengalami pengurangan grey matter -jaringan saraf otak yang memproses informasi.

Area otak yang paling terpengaruh oleh kondisi ini adalah bagian yang terlibat dalam emosi, persepsi, memori, dan pengambilan keputusan.

Tak hanya itu, otak yang terpengaruh karena migrain juga memengaruhi fungsi lain, seperti pengaturan diri, kerja memori, dan pemecahan masalah.

Beberapa penelitian menemukan, meditasi dapat meningkatkan volume grey matter di bagian otak tertentu.

Salah satunya diungkap peneliti dalam studi Emotion yang dipublikasikan pada tahun 2010 silam.

Studi mendapati temuan bahwa orang yang melakukan meditasi zen memiliki grey matter yang lebih tebal dan kurang sensitif terhadap rasa sakit.

Meditasi zen yang dimaksud peneliti adalah praktik meditasi yang berakar pada psikologi Buddhis untuk mengatur perhatian.

Baca juga: 7 Manfaat Meditasi, Bisa Atasi Depresi hingga Kecanduan

Orang yang menjalani meditasi zen dalam waktu yang lama juga dikatakan peneliti memiliki grey matter yang lebih banyak.

3. Menjaga neurotransmitter

Bagi sebagian orang orang, ketidakseimbangan kimiawi pada otak dan kurangnya tidur menjadi penyebab utama migrain.

Secara khusus, beberapa penelitian mendapati temuan bahwa meditasi bisa meningkatkan dopamin, melatonin, dan serotonin.

Dopamin seringkali disebut sebagai hormon bahagia, melatonin adalah hormon tidur, sementara serotonin bisa mengatur suasana hati dan memori.

Di samping itu, meditasi juga mampu menurunkan kortisol (hormon stres) dan norepinephrine.

4. Meredakan nyeri

Mindfulness-based stress reduction (MBSR) bisa mengurangi sakit kepala dan memberikan perubahan yang lebih positif pada penderita migrain episodik.

Manfaat tersebut terungkap dalam studi kecil yang melibatkan 10 orang yang mengalami migrain episodik sebagai responden.

Baca juga: Meditasi, Apa dan Bagaimana Memulainya

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com