Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istimewanya Kain Tenun Asal NTT, dari Filosofi hingga Warna

Kompas.com, 21 November 2022, 09:00 WIB
Chelsea Austine,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Terlepas dari adanya tiga teknik menenun, daerah-daerah di NTT diketahui memiliki keunggulannya masing-masing dan tidak semua teknik diterapkan. Contohnya saja pulau Savu yang hanya menenun Futus.

Kalau berbicara perihal warna, kebanyakan ditentukan oleh kondisi daerah asal tenunan tersebut. Misalnya daerah Timor Tengah Utara kainnya penuh dengan warna hitam dan kecoklatan karena daerahnya cukup hangat.

“Kalau di TTS, Timor Tengah Selatan, itu warnanya nyala, cerah. Mereka lebih memilih warna cerah. Mengapa mereka memilih warna cerah? Karena di tempat mereka itu banyak alam yang iklimnya terlalu dingin, sehingga memang mereka memilih warna cerah. Tetapi kenapa di sabu, mereka memilih coklat? Karena di sana panas sekali dan pada musim panas, semua rumput-rumput tersebar warna coklat,” ucap Mama Aleta.

Jadi tenunan yang sering kamu jumpai sebenarnya memiliki sejarah, cerita, dan keistimewaannya tersendiri.

Mengingat hal ini, kain tenun dari daerah berbeda, akan menyiratkan kepercayaan yang berbeda juga. Di NTT sendiri, mereka percaya bahwa tenun merupakan wujud hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta atau leluhur.

“Kain tenun punya hubungan langsung dengan Tuhan, bumi, dan leluhur. Dengan leluhur itu adalah pengetahuan lokal yang diangkat dari zaman ke zaman. Sedangkan terhadap bumi itu karena ada benang, kayu-kayu, dan pewarna (dalam proses menenun),” cerita Mama Aleta.

Menurutnya, ketiga faktor tersebut adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan berperan penting sebagai sumber inspirasi para penenun di NTT.

Apalagi bagi masyarakat NTT, kain tenun dijadikan sarana berkomunikasi lewat corak dan warnanya. Mengingat, media elektronik belum menyebar pada saat itu. Makanya, beberapa motif tenun terkadang memiliki makna yang lebih dari hanya sekedar corak nan indah.

Sekarang ini, kain tenun dengan ragam corakan sudah bisa kamu temukan di berbagai jenis barang, baik aksesoris maupun pakaian.

Aksesoris yang dijual oleh para penenun dari NTT dalam acara MTM Chelsea Austine Aksesoris yang dijual oleh para penenun dari NTT dalam acara MTM
Di acara MTM sendiri, para penenun menjual hasil karyanya mulai dari Rp200.000 hingga Rp15.000.000. Ada dompet, kalung, alas makan, tas, dan lainnya.

Harganya bisa jadi lebih mahal apabila proses pembuatan tenun tersebut memakan waktu lama, sekitar 6 hingga 7 bulan. Pasalnya, tenunan kain yang sepenuhnya alami dan autentik, umumnya dibuat dengan bahan-bahan nan dipanen sendiri oleh para pengrajin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau