Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Kondisi yang Membuat Darah Haid Lebih Sedikit dari Biasanya

Kompas.com - 21/11/2022, 11:53 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Prevention

Siklus haid yang tidak normal dan haid yang hilang juga merupakan gejala hipertiroidisme.

Jika kita mengalami beberapa gejala tiroid yang terlalu aktif, segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter.

5. Menggunakan alat kontrasepsi hormonal

Salah satu alasan paling umum untuk darah haid yang lebih sedikit adalah karena menggunakan alat kontrasepsi hormonal.

Beberapa dokter bahkan meresepkannya kepada wanita dengan siklus haid yang sangat berat karena alasan yang tepat.

Jadi, jika kita baru saja mulai menggunakan pil KB atau IUD hormonal dan siklus haid menjadi lebih ringan, itu adalah hal yang normal.

Baca juga: Lakukan 8 Hal Ini Saat Alami Nyeri Menstruasi

6. Mengalami PCOS

PCOS (Polycystic ovary syndrome) adalah suatu kondisi di mana ovarium menghasilkan androgen dalam jumlah besar yang tidak normal, yang merupakan hormon seks pria.

Sebagian wanita dengan PCOS akan memiliki kantung kecil berisi cairan, atau kista, yang terbentuk di ovarium.

Perubahan hormon ini dapat mencegah wanita berovulasi secara normal, sehingga dapat menyebabkan sejumlah gejala yang tidak menyenangkan.

Misalnya, jerawat atau kulit berminyak, penambahan berat badan, dan rambut tubuh berlebih.

Nah, gejala lain dari PCOS adalah siklus haid yang tidak teratur atau tidak terjadi sama sekali.

Ketika wanita mengalami siklus haid, itu mungkin terjadi lebih berat atau lebih ringan dari rata-rata.

Maka dari itu, bicarakan dengan dokter jika kita mengalami gejala-gejala ini.

7. Tanda awal menopause

Choi mengatakan, darah haid yang keluar lebih sedikit dari biasanya juga bisa menjadi tanda awal menopause.

"Kadang-kadang dengan penuaan, siklus berubah, meskipun itu belum tentu merupakan tanda ketidaksuburan," ungkapnya.

"Seseorang yang perlu menggunakan banyak pembalut di usia 20-an dan awal 30-an mungkin menemukan bahwa mereka membutuhkan lebih sedikit setelah berusia 30 tahun ke atas," sambung dia.

8. Memiliki stenosis serviks

Akopians mengatakan ini terjadi ketika serviks menyempit atau menutup sepenuhnya.

Hal tersebut dapat terjadi setelah operasi serviks atau rahim sebelumnya seperti prosedur LEEP untuk pap abnormal atau ablasi endometrium untuk menstruasi yang berat.

Stenosis serviks juga bisa disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah selama perimenopause.

Baca juga: Komunikasikan Hal Berikut Saat Remaja Putri Mengalami Menstruasi Pertama

Akibatnya, darah tetap terperangkap di dalam rahim atau hanya mampu menetes keluar secara perlahan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com