Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Dari Rasa Menjadi Petaka

Kompas.com, 15 Desember 2022, 09:05 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Seperti biasa, saya menulis di atas 11 ribu meter lebih dari permukaan laut, dalam perjalanan terbang kembali ke tanah air usai menghadiri International Congress of Nutrition di Tokyo yang mulai memasuki musim dingin menggigit.

Sekali pun bangga karena mendapat penghargaan dari presentasi abstrak saya, yang membahas Model Pemberdayaan untuk meningkatkan asupan sayur bagi penyandang Diabetes Mellitus dewasa, yang terbukti secara signifikan mengontrol kadar gula darah pada studi terkontrol acak, terselip rasa sedih dan frustrasi akan situasi asupan pangan bayi dan anak di negri sendiri.

Pada salah satu simposium Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam kongres tersebut, dibahas tentang agresifnya iklan industri yang mengubah ‘mindset’ orang (apalagi anak dan remaja), sehingga kampanye meningkatkan kesadaran dan literasi keluarga saja tidak lagi dirasa cukup.

Baca juga: Pangan Asli yang Terinvasi

Menggunakan selebrita, artis, bahkan nakes sebagai endorser yang ikut mempromosikan aneka dagangan yang disebut makanan dan minuman, sudah menjadi hal yang amat mengkhawatirkan.

Mengambil judul “Food marketing exposure and power and their associations with food-related attitudes, beliefs and behaviours”, WHO menyerukan, agar pemerintah perlu mengambil tindakan dalam bentuk kebijakan dan regulasi yang merupakan bagian dari perlindungan anak.

Ketimbang berdiam diri dan pelan-pelan kita menyaksikan malapetaka luar biasa di kemudian hari, DI MANA penyakit-penyakit kronik membebani Jaminan Kesehatan Nasional, serta kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Pemahaman makanan bergizi

Beberapa hari yang lalu di halaman depan tajuk utama Harian Kompas terpampang judul yang amat menyakitkan: “Separuh Lebih Penduduk Tak Mampu Makan Bergizi” – betapa ironinya, tanah air yang kaya begini, rakyatnya berisiko masuk ke jurang malnutrisi?

Lalu, apa pemahaman orang Indonesia tentang istilah pangan bergizi itu? Bagaimana kita menjustifikasi suatu asupan punya nilai gizi atau tidak?

Lalu bagaimana dengan para orangtua yang justru membiarkan anak-anaknya jajan dengan kepercayaan ‘agar tahan banting, makan terlalu sehat nanti dikit-dikit sakit,’ bahkan ada yang lebih percaya produk kemasan, karena di bungkusnya terpampang rayuan bombastis: mengandung kalsium! Kaya vitamin!

Yang paling menyedihkan jika ada nakes, yang justru menganjurkan para orangtua lebih percaya dengan bubur bayi kemasan karena ‘higienis, dan sudah tertakar gizinya’.

Para orangtua yang sejak awal ditakut-takuti bayangan anak stunting, kurus, tidak pintar, dan mudah sakit, di waktu yang sama gencarnya iklan promosi produk kemasan semakin meruntuhkan rasa percaya diri orangtua untuk mampu memberi makan anak-anaknya dengan makanan rumahan yang diolah sendiri dengan pilihan bahan utuh, berkualitas dan secara kuantitas bisa dipertanggungjawabkan.

Bayi menolak makan diandaikan ibunya tidak pintar masak, kurang bumbu, hambar, dan tidak menarik.

Padahal, di masa transisi anak yang tadinya hanya menyusu, tiba-tiba harus makan, sangat mungkin ada masalah muncul: salah tekstur, salah waktu pemberian makan di waktu bayi terlanjur mengantuk atau perutnya masih ‘begah’ belum buang air besar.

Baca juga: Dari Stunting ke Teh Manis, Apakah Edukasi Kita Miskin Literasi?

Istilah gerakan tutup mulut alias ‘GTM’ yang sangat fenomenal di kalangan ibu baru, juga bisa disebabkan karena sariawan dan jamur mulut yang mengganggu proses makan.

Pengenalan rasa pada anak yang baru belajar makan, acapkali diasumsikan seperti kekayaan rasa orang dewasa.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau