Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Manfaat Bersyukur

Kompas.com - 13/02/2023, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Priskila Putri Nesya Huwae dan P. Tommy Y. S. Suyasa*

SAAT Anda mengungkapkan rasa terima kasih, apakah Anda akan mengalami manfaat turunnya kadar hormon kortisol?

Kortisol dikenal sebagai hormon stres karena dikeluarkan pada saat kita mengalami/menghadapi tekanan (stres).

Hormon kortisol berfungsi membantu tubuh mempersiapkan/merespons kondisi stres yang terjadi. Efek keluarnya hormon tersebut akan membuat energi Anda meningkat, dan tubuh siap untuk menghadapi situasi yang bersifat menekan/berbahaya.

Secara jangka pendek, pelepasan hormon kortisol dapat memberikan maanfaat. Kortisol dengan level normal memainkan peran penting dalam siklus tidur-bangun.

Pada pagi hari, kortisol akan merangsang untuk terjaga dan mendukung kewaspadaan sepanjang hari.

Ketika kadar hormon kortisol terlalu tinggi atau bertahan dalam waktu yang relatif lama, hormon ini justru dapat merugikan. Hormon kortisol dapat meningkatkan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat (Hoehn & Marieb, 2010).

Peningkatan metobolisme ini dapat meningkatkan nafsu makan, peningkatan berat badan; hingga berpotensi pada peningkatan tekanan darah tinggi, sulit tidur (insomnia), kurangnya istirahat, merasa kelelahan, mengalami emosi negatif, bahkan depresi (Zajkowska et al., 2022).

Walaupun diyakini bahwa bersyukur dapat menurunkan kortisol hingga 23 persen (McCraty, 1998), namun berbagai studi (Jackowska et al., 2016; Kim-Godwin, 2020; Salzmann et al., 2018) belum berhasil membuktikan bahwa bersyukur membantu menurunkan kadar kortisol.

Semakin kita banyak mengungkapkan rasa syukur, belum tentu kadar kortisol akan mengalami penurunan. Dengan demikian, masih sedikit bukti bahwa rasa syukur memiliki efek langsung terhadap penurunan kortisol.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke