Sering kali, cara pertama yang kita lakukan jika ingin menurunkan berat badan dengan cepat adalah membatasi asupan kalori secara signifikan, alias diet ketat.
Mengurangi kalori dalam waktu singkat memang dapat berdampak pada berat badan. Tapi, itu bukan sesuatu yang bisa kita lakukan dalam jangka panjang.
"Kita tidak akan bertahan dalam diet 500 kalori per hari untuk waktu yang lama," kata Griebeler.
"Itu tidak berkelanjutan. Tubuh kita membutuhkan bahan bakar dan tubuh kita akan beradaptasi agar tidak mempertahankan pola makan seperti itu untuk waktu yang lama," ungkapnya.
Adaptasi tersebut adalah perubahan dalam metabolisme tubuh yang dirancang untuk mencegah kita kehilangan berat badan.
Ini juga merupakan pertahanan yang diprogram secara evolusioner untuk melindungi kita dari ancaman kelaparan.
Jadi, setelah berdiet selama seminggu dan menurunkan berat badan sebanyak 4,5 kg, apa yang tersisa?
Biasanya beberapa efek samping yang dapat terjadi adalah nafsu makan yang tak terpuaskan, energi yang rendah, dan membuat tubuh kita merasa lemah.
Latihan kardio sangat bagus untuk kebugaran kardiovaskular dan merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat.
Baca juga: 8 Cara Sederhana Menurunkan Berat Badan di Usia 50 Tahun
American Heart Association merekomendasikan kita untuk melakukan setidaknya 150 menit latihan intensitas sedang per minggu (atau 75 menit per minggu jika kita melakukan aktivitas aerobik yang lebih berat).
Jadi, latihan kardio favorit kita — seperti lari, elips, bersepeda, dan sebagainya — adalah cara yang bagus untuk memompa jantung dan membakar banyak kalori.
Tetapi, untuk melakukan latihan kardio secara efektif, kita harus menyediakan energi bagi tubuh.
"Kita perlu mengisi kembali kalori yang hilang dari olahraga. Tubuh akan memintanya, tanpa henti," terang Griebeler.
"Jika kita tidak makan, maka kita akan merasa lelah, dan karena itu kita tidak akan mampu melakukan semua latihan," lanjut dia.