Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bullying Bisa Terjadi sejak Anak Usia 3 Tahun, Kenali Tanda-tandanya

Kompas.com - 02/03/2023, 10:40 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Bullying adalah tindakan yang harus diwaspadai setiap orangtua, berapa pun usia anak kita.

Beberapa dari kita mengira perundungan hanya terjadi ketika anak beranjak remaja atau duduk di bangku SMP.

Padahal tindakan bullying bisa muncul sejak anak berusia tiga tahun ketika mereka mulai berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.

Baca juga: 6 Tipe Bullying yang Perlu Diketahui Orangtua

Departemen Kesehatan New York, AS menyatakan bullying dapat dimulai sejak tahun-tahun prasekolah.

Perilaku tersebut menjadi lebih intens intens selama sekolah menengah, dan dapat berlanjut hingga sekolah menengah atas.

Bullying bisa terjadi di mana saja ketika sekelompok anak-anak bertemu, seperti di sekolah, perkemahan, atau di tempat penitipan anak atau pulang sekolah.

Tanda-tanda anak menjadi korban bullying

Bullying biasanya terjadi berulang-ulang dengan orang yang sama sehingga menimbulkan luka fisik, trauma yang berdampak pada kondisi psikis dan emosionalnya.

Tindakannya bisa berupa meninju, mendorong, menyebarkan gosip, menggoda, atau tidak membiarkan seseorang menjadi bagian dari kelompok.

Baca juga: Dampak Jangka Panjang Bullying terhadap Anak, Orangtua Perlu Tahu

Agar tidak mengalami dampak buruknya, orangtua harus waspada jika anak menunjukkan tanda-tanda menjadi korban bullying.

Apa saja?

Enggan pergi sekolah setiap pagi

Kengganan seorang anak untuk bangun dan pergi sekolah di pagi hari dapat menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Pada anak usia dini seperti TK atau SD, perhatikan alasan berulang untuk tinggal di rumah seperti sakit, nyeri atau guru yang kerap meminta buah hati dijemput lebih awal.

Bullying di sekolah bisa menyebabkan anak merasa cemas, stres, depresi hingga tindakan ekstrem seperti bunuh diri. Pexels Bullying di sekolah bisa menyebabkan anak merasa cemas, stres, depresi hingga tindakan ekstrem seperti bunuh diri.
Donna Clark-Love, pakar dan penasihat pencegahan bullying di di Houston, Texas, menyarankan untuk mengawasi perilaku anak secara khusus di awal minggu untuk mengendali gejala bullying.

“Senin adalah hari paling umum untuk menghindari sekolah,” katanya.

“Anak-anak cenderung merasa lebih aman di rumah pada akhir pekan, dan ide untuk kembali pada hari Senin sulit bagi mereka.”

Sering sakit kepala dan sakit perut

Sakit kepala dan sakit perut adalah manifestasi fisik umum dari stres dan kecemasan yang terkait dengan tanda-tanda bullying.

Dua keluhan ini juga menjadi alasan yang mudah dipalsukan saat anak takut pergi ke sekolah.

Baca juga: Pelaku Bullying di Bawah Umur Berpotensi Lakukan Kekerasan Saat Dewasa

"Jika anak Anda mengeluhkan gejala-gejala ini secara teratur, bicarakan dengan mereka tentang hal itu," saran Bailey Lindgren, pakar di Pusat Pencegahan Bully Nasional Koalisi Advokasi Orang Tua untuk Hak Pendidikan (PACER), Minnesota.

Tanyakan secara halus alasan keluhan sakitnya itu agar anak tidak ragu membicarakannya.

"Mengajukan pertanyaan terbuka menciptakan ruang non-konfrontatif tempat Anda dapat mendiskusikan akar masalahnya."

Perubahan pertemanan

Kehilangan atau perubahan teman bisa menjadi tanda perundungan, terutama pada remaja dan gadis remaja.

Kenali hal ini dengan berteman dengan orangtua lainnya sehingga kita segera menyadari jika anak tida lagi diundang dalam grup pertemanan mereka.

Baca juga: 7 Cara Mengenali Anak yang Terjebak dalam Pertemanan Toxic

Tidur bermasalah

Ilustrasi anak yang sedang tidurBrett Durfee Ilustrasi anak yang sedang tidur

"Jika seorang anak tampak lebih lelah saat sarapan atau terlihat lebih lelah dari biasanya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka kesulitan tidur di malam hari," kata Lindgren.

Gejala lainnya termasuk tidak mampu untuk fokus atau sulit menjaga kebersihan, yang juga bisa jadi gejala depresi akibat intimidasi.

Menangis atau reaksi emosional yang intens

Jika anak memiliki reaksi emosional yang intens saat bicara soal sekolah atau kegiatannya bersama teman, ini bisa jadi tanda adanya kecemasan yang terkait.

"Pada anak-anak yang lebih muda, ini cenderung berfokus pada diskusi seputar sekolah,” kata Clark-Love.

Baca juga: 7 Cara Hentikan Aksi Bullying, Beri Tahu Anak sejak Dini

Tidak mau berinteraksi dengan keluarga

“Jika seorang anak tidak banyak bicara seperti biasanya, atau jika mereka langsung pergi ke kamar sepulang sekolah, itu bisa menjadi hal yang harus diwaspadai,” kata Lindgren.

Bersikap tidak akur dengan saudara kandungnya juga bisa menjadi tanda bullying.

Dalam beberapa kasus, korban bullying akan melepaskan "sikap korban" dan menjadi reaktif dengan saudara kandung dan anak-anak lain.

Tanda fisik dan pakaian yang robek

Pakaian dan barang-barang yang robek, rusak, atau dicuri, bersama dengan goresan atau memar fisik, adalah tanda-tanda bullying yang pantang diabaikan.

Anak juga cenderung tidak bisa atau enggan menjelaskan tentang penyebabnya.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Anak Jadi Korban Bullying

Orangtua juga harus lebih waspada jika anak merupakan murid baru atau baru bergabung di tempat penitipan.

Memiliki sikap sebagai korban

Hal ini bisa dikenali ketika anak cenderung berjalan dengan kepala menunduk dan tidak mau berkomentar atau mengungkapkan pikiran.

Ambil langkah penanganan sekarang juga sebelum terlambat.

Baca juga: Ajari 5 Sikap Tegas Ini kepada Anak agar Tak Jadi Korban Bullying

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com