Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Tingkatkan Rasa Syukur, Hilangkan Rasa Ketidakberdayaan, Atasi Distress

Kompas.com, 3 Maret 2023, 07:00 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frida Condinata dan Dr. Monty P.Satiadarma*

BANYAK orang menyadari pentingnya rasa syukur, tetapi mungkin tidak semua orang mensyukuri kehidupan yang tengah dijalani dari hari ke hari.

Seseorang akan lebih mampu mensyukuri sesuatu jika sebelumnya ia pernah mengalami kehilangan sesuatu dan membuat dirinya merasa kurang atau bahkan tidak berdaya.

Padahal, sesungguhnya amat banyak hal dalam keseharian yang layak untuk disyukuri karena keberadaannya membuat diri berdaya. Hanya saja sesuatu yang rutin berlangsung sering diabaikan dan kurang disyukuri.

Sebagai contoh, sering individu tidak peduli dengan adanya udara untuk bernapas dan energi untuk bergerak.

Sebaliknya ketika ia mengalami sesak napas atau nyeri otot, hidupnya merasa amat terbebani. Ketika ia kembali mampu bernapas lega dan nyeri ototnya hilang, ia merasa jauh lebih bahagia dan sejahtera.

Pada saat individu mengalami rasa kehilangan (kehilangan dukungan sosial, kehilangan daya) umumnya mereka akan mengalami distress; dan kondisi distress tersebut baru mungkin teratasi ketika hal yang hilang itu didapati kembali.

Distress adalah kondisi tertekan atau terancam yang dirasakan berlebihan dan melebihi kapasitas kemampuan untuk ditanggulangi.

Individu akan mengalami distress ketika sumber keberdayaannya relatif terbatas untuk menanggulangi tantangan yang dihadapi.

Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari tuntutan biaya hidup yang semakin tinggi dapat membuat individu mengalami stress berkepanjangan jika ia tidak mampu mengelola pemasukan dan pengeluaran dengan baik. Kondisi ini termasuk distress.

Dampak distress bisa berlangsung sementara sepanjang masalah belum tertanggulangi; bisa juga berkepanjangan, karena masalah yang harus dihadapi berkesinambungan sementara sumber dukungan kemampuan terbatas.

Dalam kehidupan kemahasiswaan misalnya, para mahasiswa berpotensi mengalami stress berkepanjangan akibat tuntutan standar prestasi tinggi di samping ada tuntutan lain dalam kehidupan kampus dan pertemanan.

Selain itu ada mahasiswa yang relatif bergantung sepenuhnya pada orangtua dan selama menjalani pendidikan mengalami kesulitan karena dukungan orangtua dirasakan kurang memadai.

Mahasiswa pada umumnya berada dalam rentang perkembangan emerging adulthood, yang mungkin bisa diterjemahkan menjadi “tunas dewasa”. Rentang usia ini berada dalam rentang “early adult” atau masa dewasa awal.

Konsep dewasa awal lebih menekankan pada kronologis usia masa perkembangan, sedangkan konsep emerging adult atau tunas dewasa lebih mengarah pada tugas dan tanggung jawab.

Pada masa tunas dewasa ini mereka semakin dituntut untuk secepatnya mandiri, termasuk secepatnya berkarya dan produktif, bahkan berkeluarga; akibatnya, tuntutan sosial tersebut turut memberikan kontribusi terhadap munculnya pengalaman distress.

Mereka secara simultan menghadapi tantangan pendidikan (berprestasi baik) dan tantangan kehidupan (secepatnya mandiri).

Bagi sebagian orang hal ini tidak menimbulkan masalah berarti karena mereka cukup memiliki sumber daya.

Misalnya, kemampuan intelligensi tinggi depat menunjang indivdiu lebih memiliki peluang berprestasi unggul dalam pendidikan dan adanya dukungan serta jejaring sosial memadai lebih membuka peluang untuk dimanfaatkan dalam berkarya secara mandiri.

Halaman:


Terkini Lainnya
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Wellness
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau