Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2023, 07:33 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap orang tentu pernah merasakan penyesalan dalam hidup.

Biasanya, rasa penyesalan dapat diartikan sebagai pikiran yang berkaitan dengan berbagai emosi kuat yang dipicu oleh beberapa hal.

Misalnya, kesalahan yang sempat kita buat atau kecenderungan ingin mengendalikan suatu situasi, namun gagal.

"Saat sesuatu yang buruk terjadi, seseorang akan lebih sulit mengakui bahwa kondisi itu bisa terjadi tanpa alasan yang jelas, dan menjadi lebih mudah menyalahkan seseorang."

"Lalu karena kita ingin mengendalikan situasi, akhirnya kita menyalahkan diri sendiri." 

Baca juga: Jebakan Persona Dunia Maya dan Kesehatan Mental

Demikian pemaparan seorang psikolog di Center for Adult Behavioral Health Lutheran Hospital, Dawn Potter, PsyD

Lalu terkadang, kata Potter, penyesalan dapat disebabkan oleh bias kognitif.

Artinya, saat di mana kita menginterpretasikan sesuatu berdasarkan keyakinan kita sendiri, yang -padahal- tentu terkadang bisa saja salah.

“Kita cenderung bisa membuat suatu keputusan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki saat itu."

"Namun saat kita memikirkannya kembali di masa depan, kita akan berpikir bahwa kita seharusnya melakukannya lebih baik lagi saat itu," kata Potter.

Karena itulah, penyesalan dapat berpengaruh pada kehidupan seseorang, salah satunya karena bisa membuat kita belajar dari kesalahan masa lalu.

Namun di saat yang sama, penyesalan juga dapat memberi dampak negatif, seperti membuat seseorang depresi, cemas, hingga merasa tidak berharga.

Baca juga: 3 Manfaat Puasa Ramadhan untuk Kesehatan Mental

Bahkan, tak jarang keadaan fisik pun ikut terganggu, seperti mengalami sakit kepala, perubahan nafsu makan, hingga mengalami masalah tidur.

Untuk itu, penting bagi kita memahami cara mengatasi rasa penyesalan tersebut. 

  • Menerima diri sendiri

Potter mengatakan, cara pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi penyesalan adalah menerima diri sendiri.

Menurut dia, untuk mulai dapat menerima diri sendiri, kita perlu melihat sesuatu yang kita sesali secara objektif.

Lalu, kita mencoba mempertimbangkan bagaimana kita bisa menanganinya lebih baik atau berbeda. Hal ini diperlukan guna membuat kita bisa memaafkan diri sendiri.

“Terus terjebak dalam rasa bersalah tidak akan membantu kita untuk terus maju dan produktif dalam masyarakat," tegas Potter.

Lalu jika merasa sulit memaafkan diri sendiri, Potter pun menyarankan agar kita menulis surat untuk diri sendiri, seakan-akan sedang berbicara pada orang lain.

“Bayangkan seseorang yang kita sayangi melakukan hal yang sama dengan yang kita sesali, bagaimana kita akan bicara padanya? Bagaimana kita akan memaafkannya?" lanjutnya.

Baca juga: 5 Fakta Masalah Kesehatan Mental Remaja, Orangtua Wajib Tahu

  • Ambil tindakan

Belajar dari kesalahan masa lalu bisa juga bisa membantu. Sama halnya dengan bertekad untuk mengembil keputusan berbeda jika sesuatu yang kita sesali kembali terjadi.

Misalnya, untuk mencegah adu mulut dengan pasangan, kita bisa memilih untuk mengambil kelas manajemen amarah.

Bahkan, mencoba untuk memberi atau mendonasikan sesuatu juga dapat membantu kita memaafkan diri sendiri.

"Melakukan sesuatu yang bermakna dapat membantu kita menninggalkan rasa sesal di masa lalu," kata Potter.

  • Mempraktikan cognitive reframing

Cognitive reframing merupakan strategi medis menggunakan terapi perilaku kognitif.

Dalam proses ini, mereka yang mengikutinya diminta untuk menanyakan soal apa yang dipikirkan dan dirasakan pada dirinya sendiri.

Lalu, mereka diminta menguji apakah ada bukti bahwa apa yang dipikirkan itu merupakan hal yang salah.

Baca juga: Hewan Peliharaan Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental pada Pemiliknya

Intinya, terapi ini bertujuan untuk mempertimbangkan sudut pandang lain dalam memandang suatu situasi, bukan sekadar "benar" atau "salah."

  • Meminta maaf

Meminta maaf terdengar mudah. Namun, kenyataannya sulit dilakukan.

Apalagi, untuk bisa mengatasi penyesalan, kita perlu meminta maaf dengan tulus dan penuh tanggung jawab, serta tanpa membuat alasan.

"Akui saja apa yang kita lakukan, mengapa kita menyesalinya, dan jika memang relevan, pikirkan apa yang akan kita lakukan untuk mengubahnya di masa depan," tegas Potter.

Misalnya, kita bisa mengatakan, "Aku minta maaf karena aku terlambat datang ke pestamu, Aku tahu ulang tahunmu sangat penting bagimu, dan ke depannya, aku akan berangkat satu setengah jam lebih cepat."

Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan apakah orang yang ingin kita mintai maaf siap mendengarnya. Sebab jika tidak, kita perlu menghargai dan memberinya waktu.

Baca juga: 5 Fakta Masalah Kesehatan Mental Remaja, Orangtua Wajib Tahu

“Jika seseorang tak ingin berbicara pada kita, kita bisa mencoba menulis surat padanya, namun tidak mengirimnya," saran Potter.

Namun, jika rasa penyesalan sudah memengaruhi kehidupan sehari-hari. Potter menyarankan agar kita meminta bantuan pada spesialis kesehatan mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com