KOMPAS.com - Memberikan batasan pada anak saat asyik menggunakan media sosial mungkin bisa dibilang susah-susah gampang.
Pada dasarnya, ada banyak manfaat ketika anak mulai bersosialisasi melalui platform online.
Seperti membantunya melihat perkembangan teknologi, bersosialisasi, hingga membuatnya terhubung dengan rekan seumuran.
Baca juga: 7 Strategi Mendidik Anak agar Lebih Bijak Menggunakan Media Sosial
Tetapi masalahnya media sosial juga bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya jika anak tidak memiliki batasan dalam bermedia sosial.
Maka dari itu, orangtua perlu memberikan batasan pada anak saat berselancar di media sosial agar tidak menemukan hal-hal yang mungkin tidak kita inginkan.
Komunikasi dengan anak merupakan cara paling ideal sebelum memberikan izin ke anak untuk memiliki akun media sosialnya sendiri.
Pasalnya, menurut Stephanie Strumberger, seorang konselor klinis berlisensi dari Northwestern Medicine Woodstock Hospital, orangtua akan lebih mudah memberikan batasan itu di saat mereka belum memulainya daripada memberi batasan setelah mereka punya akun sendiri.
Sehingga semakin cepat orangtua berdiskusi tentang batasan saat bermedia sosial, maka dampaknya pada anak remaja tentu akan semakin baik.
Baca juga: 5 Dampak Negatif Media Sosial terhadap Remaja, Orangtua Perlu Tahu
Lalu batasan seperti apa yang perlu dipertimbangkan orangtua? Melansir laman Yahoonews, berikut gagasan para ahli.
Sejumlah hal yang bisa kita lakukan untuk menetapkan batasan antara lain:
Baca juga: 3 Bahaya Sering Unggah Foto Anak di Media Sosial, Orangtua Perlu Tahu
Ketika batasan itu sudah didiskusikan bersama, kemudian tugas orangtua adalah menyampaikannya dengan cara yang baik kepada anak.
Kelly Maynes, seorang psikolog anak dari Connecticut Children's yang berbasis di AS mengatakan, satu hal yang penting untuk dilakukan adalah memulainya dengan kejujuran.
"Beri tahu anak bahwa ada sisi lain dari platform media sosial yang mungkin berbahaya baginya. Berikan anak pengertian agar tidak ada rasa penasaran yang membuatnya mengakses risiko tersebut," kata Maynes.
Setelah itu, sebagai orangtua juga harus memberikan kepercayaan penuh pada anak bahwa kita sudah mengizinkannya bermedia sosial.
Kepercayaan inilah yang menjadi ujung tombak keamanan anak, karena di satu sisi hal itu bisa menjaga privasinya dan mengajarkannya tentang membuat keputusan terbaik bagi dirinya sendiri.
Baca juga: Fitur Pengawasan di Instagram, Orangtua Bisa Amati Perilaku Anak di Media Sosial
Kemudian bicarakan semuanya di waktu yang tepat, misalnya pada saat makan malam bersama atau si anak sedang fokus berbicara pada kita.
Di saat semuanya sudah berjalan sesuai batasan yang sudah diberikan, kita sebagai orangtua juga perlu memberi tahu anak secara berkala dan konsisten soal batasan itu.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa batasan yang kita berikan pada anak sudah dilakukan dengan baik.
Bahkan Mayra Mendez, seorang psikoterapis bersertifikat dari Providence Saint John's Child and Family Development Center di California berpendapat, sebagai orangtua mungkin kita juga membutuhkan pemantauan secara berkala.
Tetapi mode pemantauan ini penting untuk dilakukan secara terbuka agar anak tetap bertindak jujur saat bermedia sosial dan tidak ada hal-hal yang ditutup-tutupi.
Baca juga: Waspada Predator Online, Ini Risiko Unggah Konten Anak di Media Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.