Sebagai pelaku orbiting, kita bisa berhenti mengikuti media sosialnya agar meminimalkan interaksi dengannya. Itu sebabnya, perlu memberikan batasan yang kuat dengan memiliki kontrol diri terhadap dengan siapa saja kita berinteraksi.
Jika memblokirnya terlalu ekstrem, istirahatlah dari media sosial sampai kita merasa urgensi untuk mengorbit mantan berkurang.
Jika tak dikendalikan, perilaku orbiting bisa mengarah pada kondisi yang mengkhawatirkan. Bisa saja kita memiliki obsesi terhadap mantan dan enggan untuk berpisah dengannya. Akhirnya, kita jadi melakukan hal yang lebih berani, misalnya mengikuti kehidupan sehari-harinya secara langsung atau stalking.
Identifikasikan faktor yang melatarbelakangi kita melakukan ‘orbiting’. Apakah masih terdapat masalah yang belum terselesaikan? Atau justru karena kita masih belum bisa berdamai dengan realitas yang ada di depan mata? Atau bahkan perilaku ini muncul karena kita merasa kesepian?
Setelah mengidentifikasi penyebabnya, kita bisa mencari solusi yang tepat untuk menanganinya.
Pasalnya, jika perilaku orbiting sudah masuk di tahap kecanduan, kita perlu bantuan tenaga profesional untuk menyembuhkannya. Biasanya, kita akan diminta untuk detoksifikasi media sosial dan memperjelas minat serta tujuan hidup.
Lantas, adakah alasan lain mengapa seorang mantan masih melakukan ‘orbiting’ terhadap kita? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Penyebab “Orbiting” ke Mantan” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwOrbiting.
Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.