Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tips Menghilangkan Kutu Daun Pada Tanaman Hias Indoor

Kompas.com - 09/05/2023, 16:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber The Spruce

KOMPAS.com - Aphid atau kutu daun merupakan salah satu hama yang berasal dari keluarga serangga Aphididae.

Kelompok ini mencakup sekitar 5.000 spesies yang berbeda, dengan beberapa ratus spesies dapat menjadi masalah bagi tanaman.

Kutu daun dewasa biasanya berbentuk buah pir, berukuran 1-2 mm.

Kutu daun yang paling umum pada tanaman hias adalah kutu daun berwarna hijau muda, tetapi serangga ini juga memiliki varietas lain yang berwarna merah muda, putih, abu-abu, dan hitam.

Selain itu, kutu daun bersayap dapat muncul ketika koloni terbentuk dan terbang untuk menginfeksi tanaman baru.

Sementara kutu daun remaja (nimfa) terlihat seperti versi yang lebih kecil dari kutu daun dewasa.

Baca juga: 6 Hama yang Biasa Ditemukan pada Tanaman Hias

Kutu daun merusak tanaman

Serangan kutu daun cenderung berkembang dengan cepat.

Apalagi, serangga ini sangat mudah berpindah dengan cepat dari satu tanaman ke tanaman lainnya.

Di luar ruangan, koloni kutu daun sering kali dipelihara oleh semut, yang memakan madu kutu daun, cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu daun saat memakan getah.

Sedangkan di dalam ruangan, kutu daun menyebar di antara tanaman dengan cara terbang atau merangkak.

Kutu daun akan menyebabkan kerusakan dengan menghisap getah dari pertumbuhan baru pada tanaman.

Hama ini cenderung bergerombol di ujung pertumbuhan tanaman dan menempel pada batang yang lembut dan hijau.

Akibatnya, dedaunan baru mungkin terlihat berkerut atau kerdil, dengan kutu daun biasanya terlihat jelas di sekitar batang.

Jika serangannya cukup parah, tanaman akan mulai menggugurkan daunnya, serta mengeluarkan cairan yang dapat mendorong pertumbuhan jamur.

Siklus hidup kutu daun

Di luar ruangan, telur kutu daun bertahan hidup dengan menempel pada pertumbuhan kayu.

Telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi kutu betina. Kutu betina melahirkan nimfa tanpa kawin dan nimfa-nimfa ini dengan cepat tumbuh menjadi kutu dewasa (dalam waktu sekitar 10 hari).

Sementara itu, kutu jantan lahir mulai kawin dengan betina untuk menghasilkan telur sepanjang tahun tanpa jeda.

Dengan demikian, populasi kutu daun dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali pada tanaman dalam ruangan.

Baca juga: Kenali 5 Hama yang Merusak Tanaman dan Cara Membasminya

Tips menghilangkan kutu daun pada tanaman hias indoor

Untuk menghilangkan dan mencegah kutu daun merusak tanaman hias di dalam ruangan (indoor), ada beberapa tips yang bisa dilakukan sebagai berikut.

1. Bersihkan kutu daun

Bersihkan kutu daun dengan jari atau kapas. Cara ini paling baik untuk kutu daun yang ringan.

2. Gunakan air untuk membasmi kutu daun

Gunakan aliran air yang deras untuk membasmi kutu daun dari tanaman.

Jika tanaman memiliki dedaunan halus yang tidak tahan terhadap penyemprotan, kita bisa mencelupkan seluruh tanaman ke dalam air untuk menghilangkan kutu daun.

Balikkan tanaman dan celupkan bagian dedaunan ke dalam ember berisi air bersih bersuhu ruangan.

3. Cobalah sabun insektisida

Sabun insektisida tersedia di pasaran atau kita dapat membuatnya sendiri dengan menggunakan deterjen.

Cobalah mencari produk yang bebas dari parfum dan bahan tambahan yang dapat merusak tanaman.

Campurkan sabun dengan konsentrasi yang rendah dengan air. Lalu, semprotkan pada tanaman dengan fokus pada bagian bawah daun.

4. Gunakan minyak mimba

Minyak mimba berasal dari pohon mimba dan dengan demikian sepenuhnya organik.

Gunakan sesuai dengan petunjuk label.

Minyak mimba mempengaruhi kemampuan makan serangga dan bertindak sebagai pengusir serangga.

Menurut Asosiasi Perlindungan Lingkungan, mimba aman digunakan pada sayuran, tanaman pangan, serta tanaman hias.

Baca juga: Waspadai, 7 Jenis Hama Tanaman Cabai dan Gejalanya

5. Gunakan semprotan buatan sendiri

Untuk membuat satu semprotan, campurkan 1 siung bawang putih, 1 bawang bombay kecil, dan 1 sendok teh cabai rawit ke dalam food processor atau blender dan proses menjadi pasta.

Campurkan ke dalam 1 liter air dan rendam selama 1 jam.

Kemudian, saring dengan kain katun tipis dan tambahkan 1 sendok makan sabun cuci piring cair. Aduk rata.

Campuran ini dapat disimpan hingga satu minggu di lemari es. Dua jenis semprotan buatan sendiri lainnya juga dapat mengendalikan kutu daun.

6. Oleskan alkohol gosok

Meskipun cara ini sedikit memakan waktu, kutu daun akan mati jika kita melapisinya dengan kapas yang dicelupkan ke dalam alkohol gosok.

Alkohol gosok bisa ditambahkan di antara batang pada tanaman dalam ruangan.

7. Memotong area yang terserang kutu

Di samping itu, kita juga bisa memotong bagian tanaman yang sangat terserang oleh kutu daun dan membuangnya di luar ruangan.

8. Gunakan perangkap lengket

Lembaran atau potongan kertas lengket yang digantung di sekitar tanaman akan menjebak serangga yang datang berkunjung.

Perangkap lengket tersedia di pusat-pusat taman dan dari peritel online.

Perangkap lengket kuning untuk kutu daun yang diletakkan di samping tanaman dalam ruangan.

9. Gunakan semprotan kimia

Cobalah solusi rendah atau tanpa bahan kimia terlebih dahulu, tetapi jika serangan parah pada tanaman berharga membuat kita tidak punya pilihan lain, obati kutu daun dengan semprotan yang mengandung piretrin, imidakloprid, atau piretroid.

Untuk membatasi potensi bahaya, cobalah semprotan berbahan dasar piretrin yang memiliki tingkat toksisitas rendah.

Baca juga: 6 Cara Alami Membasmi Hama pada Tanaman Hias

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com