Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 13/05/2023, 14:03 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Insider

KOMPAS.com - Richard Soller menjadi pelari tertua di Chicago Marathon 2012 pada usia 85 tahun.

Dan lebih dari satu dekade kemudian, dia masih berlari setiap hari.

Soller, yang kini berusia 96 tahun, bersiap-siap untuk berkompetisi di National Senior Games bulan Juli ini.

Di sana dia akan berusaha untuk menyelesaikan lomba lari 5K bersama para pria seusianya.

Soller juga diketahui telah memenangi medali emas dalam perlombaan ini empat tahun lalu setelah menyelesaikan 5K dalam waktu lebih dari 47 menit.

Namun, ia tetap kembali ke pertandingan untuk tetap aktif dan bertemu dengan teman-teman lamanya.

Baca juga: 4 Alasan Minyak Zaitun Menyehatkan dan Bikin Panjang Umur

"Saya selalu merasa bahwa jika kita terus mengejar mimpi atau mengejar tujuan, semuanya akan berhasil," kata dia.

"Saya telah menetapkan pikiran saya pada fakta bahwa saya ingin terus maju dan saya melakukannya," ungkap dia.

Rahasia panjang umur di usia 96 tahun

Lebih lanjut, Soller pun mengungkapkan rahasia utamanya untuk hidup sehat dan panjang umur, berikut ini.

1. Berjalan 10.000 langkah per hari

Soller mengaku tidak berlari seperti saat dirinya masih muda, tetapi ia masih menargetkan untuk mendapatkan 10.000 langkah dalam sehari.

"Saya mencoba untuk terus bergerak dan tidak duduk-duduk dan menonton televisi," kata Soller.

"Saya suka membaca, tapi saya lebih suka terus bergerak daripada membaca," ujar dia.

Meski 10.000 langkah per hari sebenarnya bukanlah angka yang disarankan oleh medis, tapi dengan bergerak itu sudah bisa memperpanjang usia.

Penelitian juga menunjukkan, kita tidak perlu mencapai 10.000 langkah untuk menjadi sehat, bahkan berjalan kaki singkat pun dapat membantu mencegah penyakit kronis.

Baca juga: Tak Perlu Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari agar Bisa Sehat

Sebuah studi dari tahun lalu, misalnya, menemukan bahwa berjalan kaki 3.800 langkah sehari dapat mengurangi risiko demensia.

Selain itu, berjalan kaki dalam jarak yang lebih pendek dengan kecepatan yang lebih cepat juga dikaitkan dengan lebih sedikitnya kasus penyakit jantung dan kanker.

Tidak hanya panjang umur, Richard Soller yang kini berusia 96 tahun masih tetap sehat, bugar, dan akan kembali mengikuti kompetisi lari.Insider Tidak hanya panjang umur, Richard Soller yang kini berusia 96 tahun masih tetap sehat, bugar, dan akan kembali mengikuti kompetisi lari.
Tapi 10.000 langkah sudah cukup untuk Soller, yang melakukannya di gym atau berjalan bolak-balik dari rumahnya ke kotak surat.

Yang lebih mengesankan lagi, Soller berjalan kaki tanpa mendengarkan buku audio atau musik, melainkan menjaga pikirannya tetap sibuk dengan pikiran-pikiran yang baik.

Saat berjalan kaki, Soller mengatakan bahwa ia suka memikirkan hal-hal positif, teman-teman, dan semua hal baik dalam hidup yang sedang terjadi.

2. Tetap terhubung dengan teman dan keluarga

Rutinitas harian Soller sering kali mencakup percakapan telepon yang panjang dengan teman dan keluarga.

Baca juga: 9 Manfaat Kesahatan Cabai, Cegah Kanker hingga Buat Panjang Umur

Soller memuji banyak pertemanannya, termasuk yang ditempa di National Senior Games dan kompetisi lain yang pernah diikutinya, sebagai alasan pandangan positifnya terhadap kehidupan.

"Saya sering menggunakan telepon atau komputer untuk menghubungi mereka dan sesering mungkin saya mencoba untuk berkumpul," ungkap Soller.

Komitmen Soller terhadap teman-temannya mungkin membuat pikirannya tetap tajam.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa orang yang tidak mengalami penurunan kognitif seiring bertambahnya usia sering kali memiliki hubungan yang berkualitas tinggi dengan teman dan keluarga.

Namun, Soller mengaku menjalin pertemanan baru di kemudian hari, bisa menjadi tantangan.

Baca juga: Rahasia Panjang Umur Maria Branyas Morera, Manusia Tertua di Dunia

Meski begitu, dia tetap berusaha menambah kenalan. Dia rela mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk menyapa.

3. Mengonsumsi makanan sederhana

Mengenai pola makannya, Soller membuatnya lebih sederhana.

Menunya biasanya mencakup, cornflake dengan jus jeruk atau anggur untuk sarapan, sandwich kalkun atau selai kacang untuk makan siang, dan daging tanpa lemak seperti ikan atau ayam untuk makan malam.

Ia juga penggemar berat sup, yang memilih untuk menyantap semangkuk sup setiap kali makan siang dan makan buah saat sarapan.

Sebaliknya, dia menghindari makanan penutup untuk menjaga asupan gulanya tetap rendah.

Soller juga mengaku menjauhi camilan asin dan daging merah, yang terkait dengan penyakit jantung jika dikonsumsi secara berlebihan.

Sebelum berlomba, Soller mengonsumsi energy bar dan secangkir kopi untuk memberinya sedikit keunggulan.

Baca juga: Menghidrasi Tubuh dengan Baik Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Soller ternyata juga menghabiskan waktu untuk merawat istrinya yang berusia hampir 64 tahun dan mengidap penyakit Alzheimer.

Namun komitmen harian atlet senior ini untuk menjaga kesehatannya dan mempertahankan ikatan sosial adalah kunci untuk membuatnya tetap termotivasi dan bahagia.

"Pastikan kita berada di sekitar orang-orang yang baik, cobalah untuk makan dengan benar. Semoga hidup kita akan sebaik hidup saya selama ini," saran dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com