Dia memandang, tanpa kedekatan dan struktur sosial yang disediakan oleh kampus, dibutuhkan lebih banyak usaha untuk berinvestasi dalam persahabatan yang dulunya terasa mudah.
Brandolini meyakini, manusia hanya memiliki kapasitas relasi yang terbatas, yang dialokasikan sesuai dengan prioritas, tergantung pada musim kehidupan yang dijalani.
"Pergeseran ini memberi kita kesempatan untuk mengevaluasi kembali pertemanan mana yang lebih diutamakan," sebut dia.
"Contoh mudahnya: ketika kita memiliki anak, prioritas kita secara alami bergeser untuk merawat manusia kecil yang membutuhkan banyak waktu dan perhatian," sebut dia.
Sebagai akibat dari kurangnya kemampuan tersebut, maka kita bisa saja mengabaikan persahabatan tertentu, bahkan yang hebat sekalipun, bisa memudar.
Dan, kondisi tersebut amat wajar. "Tidak apa-apa," ujar Brandolini.
"Ketika orang-orang dari masa lalu kita muncul dalam pikiran, kita bisa mendoakan mereka dan mengambil waktu sejenak untuk bersyukur atas dampak mereka dalam hidup kita selama ini," sebut dia.
Baca juga: 63 Kata-kata Bijak Persahabatan, Inspiratif, dan Penuh Makna
Terkadang kita mengalami situasi di mana memutuskan hubungan dengan seseorang secepat dan seefisien mungkin adalah penting.
Apakah orang itu mencuri uang? Selingkuh dengan pasangan kita? Menyabotase dan mengambil keuntungan dari ide bisnis kita?
Putusnya hubungan pertemanan adalah hal yang normal (dan bahkan penting), tetapi rasa sakit akibat pengkhianatan oleh seseorang yang kita pernah percayai.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.