KOMPAS.com - Saat melihat ketungging atau ketonggeng untuk pertama kali, mungkin kita akan menyebutnya sebagai kalajengking.
Melihat tampilan fisiknya, ketonggeng sedikit terlihat menakutkan seperti kalajengking, tapi hewan ini tidaklah sama karena punya ciri khas tersendiri.
Ketonggeng atau biasa disebut kalajengking cambuk masuk ke dalam kategori arakhnida.
Dalam istilah lain, mereka disebut sebagai whip scorpion atau Uropygi
Arakhnida adalah hewan invertebrata berkaki sendi dan tidak memiliki tulang belakang. Klasifikasi hewan yang mencakup laba-laba, tungau hingga kutu.
Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Racun Kalajengking untuk Penelitian?
Ketonggeng adalah arakhnida yang termasuk dalam ordo Thelyphonida.
Orang-orang sering menyebutnya sebagai kalajengking cambuk, karena di bagian ekornya berukuran panjang dan ramping yang menyerupai gagang cambuk.
Meski disebut kalajengking cambuk, ketonggeng tidak memiliki penyengat berisi racun yang umum ditemukan pada kalajengking.
Mereka juga tidak memiliki gigitan berbisa seperti laba-laba. Makhluk yang satu ini seperti persilangan antara keduanya.
Ketonggeng memiliki ukuran yang mirip seperti kalajengking, yaitu dengan panjang tubuh sekitar 5 cm.
Ukurannya bisa lebih dari itu ketika diukur bersama bersama dengan panjang dari ekor dan cambuknya.
Jenis hewan yang satu ini memiliki delapan mata, sepasang mata median di depan, tiga mata yang masing-masing ada di sisi kepalanya.
Namun para ahli memperkirakan mereka punya kemampuan melihat yang lemah.
Untuk bergerak misalnya, ketonggeng hanya bergantung pada sepasang kaki depan yang tipis dan panjang yang berfungsi sebagai antena.
Antena tersebut membantu ketonggeng untuk merasakan dan mengetahui kondisi di sekitarnya.