"Fakta yang menarik adalah hubungan ini tetap ada bahkan setelah memperhitungkan kondisi kardiovaskular, hipertensi, dan faktor risiko lain yang sudah diketahui menyebabkan penurunan kognitif," ungkap Bell.
Temuan studi ini penting karena pria sering mengaitkan fungsi ereksi dengan kesehatan secara keseluruhan, kata Paurush Babbar, MD, ahli urologi di The Urology Group di Cincinnati, Ohio, AS.
"Terkadang, pria tidak akan datang ke dokter jika mereka mengalami nyeri dada atau keluarga melihat mereka semakin pelupa."
"Namun biasanya penurunan kemampuan seksual dapat mendorong pasien untuk mengunjungi dokter," jelasnya.
Inilah yang sebaiknya diketahui tentang hubungan antara kesehatan seksual dan kesehatan fisik saat menua, dan kapan harus membicarakan masalah seksual dengan dokter.
Baca juga: Pakar Ungkap 3 Cara Meningkatkan Kepuasan Seksual bersama Pasangan
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik secara umum.
Faktor-faktor ini dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik, hubungan interpersonal, serta harga diri seseorang.
Perlu diketahui, fungsi ereksi juga bisa menjadi tanda peringatan adanya penyakit kardiovaskular.
Pria yang mengalami disfungsi ereksi berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, stroke, atau masalah sirkulasi pada kaki, menurut Urology Care Foundation.
"Prinsip dasar di balik hubungan ini adalah aliran darah --arteri yang menyuplai darah ke penis, otak, dan jantung-- memiliki diameter yang sangat kecil," tutur Babbar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.