Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2023, 20:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Hidrogen peroksida juga dapat mengiritasi kulit, serta menyebabkan kemerahan dan peradangan," kata dia.

• Yang harus digunakan sebagai gantinya

Kita bisa menggunakan hidrogen peroksida untuk membersihkan, tetapi untuk perawatan luka sebaiknya pakai cara yang sederhana.

"Saya selalu menyarankan untuk membersihkannya dengan lembut menggunakan sabun dan air," kata Stein.

"Tidak ada yang lain. Kita tidak perlu menggunakan antibakteri," ujar dia.

Jika kita merasa mengalami infeksi, maka kita harus menemui dokter untuk mengetahui apakah kita perlu menggunakan antibiotik topikal atau oral.

Namun untuk goresan kecil, luka bakar atau luka lainnya, yang perlu dilakukan hanyalah mencuci dengan sabun lembut dan menutupinya dengan petrolatum jelly.

"Petrolatum jelly mengandung sangat sedikit iritasi atau alergen dan ini akan membantu memperbaiki penghalang kulit," jelas Stein.

Apabila kita telah menggunakan hidrogen peroksida untuk mengatasi jerawat, Stein merekomendasikan untuk menggunakan asam salisilat atau benzoil peroksida sebagai gantinya.

Jika itu tidak berhasil, pertimbangkan untuk menemui dokter supaya kita bisa mendapatkan resep obat jerawat yang tepat.

3. Wewangian

Tidak seperti pasta gigi dan hidrogen peroksida, ada beberapa kasus di mana menggunakan produk atau bahan dengan wewangian atau parfum tidak menjadi masalah.

Tapi sebagai aturan umum, Stein mendorong pasiennya untuk memilih produk tanpa wewangian.

Baca juga: 7 Tips Mencegah Jerawat dengan Mudah di Rumah

• Dampak buruknya bagi kulit

"Saya tidak mengatakan jangan pernah menggunakannya, tetapi wewangian adalah penyebab alergi kontak yang sangat umum," kata Stein.

Apakah kulit kita cenderung kering, sensitif, berjerawat, atau memiliki kondisi yang menyebabkan ruam seperti eksim, pelindung kulit mungkin sedikit terganggu dengan wewangian.

"Untuk itu, saya selalu merekomendasikan produk yang bebas pewangi karena wewangian bisa masuk ke dalam pelindung kulit dan menyebabkan iritasi," terang Stein.

"Bahkan jika kita tidak memiliki masalah kulit, saya pikir lebih baik mencegah alergi atau iritasi kulit jika kita bisa," lanjut dia.

Tapi, itu bukan satu-satunya alasan mengapa wewangian bukan pilihan yang baik untuk kulit.

Berikut ini beberapa alasan lainnya:

- Wewangian dapat teroksidasi menjadi bahan yang lebih mengiritasi setelah kita mengoleskannya ke kulit.

- Area di mana wewangian dioleskan dapat menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari, yang dapat menyebabkan kulit terbakar, kanker kulit, dan photoaging.

- Jika kita memiliki alergi terhadap wewangian, terutama jika ada dalam produk seperti deodoran, itu dapat menyebabkan hiperpigmentasi pada lipatan kulit.

• Yang harus digunakan sebagai gantinya

Ketika mencari skincare dan kosmetik, maka kita harus memilih produk yang mendeskripsikan diri sebagai hipoalergenik, bebas pewangi, dan direkomendasikan oleh dokter kulit atau ditujukan untuk kulit sensitif.

Dan jika setetes wewangian adalah bagian penting dari rutinitas harian kita, Stein merekomendasikan untuk menyemprotkannya pada pakaian, bukan pada kulit.

Jika kita benar-benar ingin memakainya di kulit, oleskan pada lokasi seperti pergelangan tangan, yang kecil kemungkinannya untuk terpapar sinar matahari.

4. Neomisin dan polimiksin B

Nama-nama tersebut mungkin kurang dikenal, tetapi kita pasti memiliki satu atau beberapa bahan ini di lemari obat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com