Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Finlandia Bisa Jadi Rumah Orang-orang Paling Bahagia di Dunia

Kompas.com - 02/07/2023, 18:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Selama enam tahun berturut-turut, Finlandia selalu menduduki peringkat pertama sebagai negara paling bahagia di dunia.

Hal tersebut mungkin tidak mengherankan bila kita tahu bahwa negara di Eropa ini ternyata memiliki satu rahasia yang mendorong kebahagiaan penduduknya, yakni dengan menerapkan konsep "sisu".

Menurut seorang psikolog yang berasal dari Finlandia, E. Elisabet Lahti, PhD, sisu merupakan sebuah konsep dan cara hidup yang telah terjalin dalam budaya Finlandia selama lebih dari 500 tahun.

Meski tidak memiliki terjemahan langsung, namun sisu berfokus pada tekad dan ketabahan dalam menghadapi rintangan untuk mencapai kebahagiaan.

Baca juga: 10 Kota Paling Bahagia di Dunia

"Setelah tinggal di sini hampir sepanjang hidup saya, saya percaya bahwa sisu memainkan peran penting dalam kesejahteraan dan kemampuan kita untuk mempertahankan pola pikir yang positif dan tangguh," kata Lahti.

Sebagai ahli psikologi yang juga bertugas untuk mengajar, ia pun membagikan ilmunya kepada orang-orang bagaimana cara memasukkan sisu ke dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Berikut beberapa saran terbaik dari Lahti:

1. Menemukan tujuan di luar diri kita

Menurut penelitian dari psikolog Angela Duckworth, kita dapat bertahan lebih lama ketika kita bekerja untuk sesuatu yang berkontribusi pada dunia di luar diri kita.

Untuk mengumpulkan data langsung tentang sisu, Lahti menyelesaikan ekspedisi lari sejauh 2.400 km di Selandia Baru.

"Saya mendedikasikan lari saya untuk meningkatkan kesadaran tentang kekerasan dalam keluarga," ungkapnya.

"Setiap kali saya mulai merasa lelah atau hampir menyerah, beralih ke tujuan yang lebih besar itu membantu saya untuk terus maju," terang dia.

Ketika kita menghadapi tantangan baru atau membutuhkan kekuatan untuk melanjutkan, temukan tujuan yang lebih besar untuk dihubungkan.

Bisa jadi keluarga atau teman, atau seseorang yang menginspirasi kita, atau tujuan yang dekat dengan hati kita.

2. Meningkatkan ketahanan melalui pelatihan

Menjelang lomba lari, Lahti berlatih hampir setiap hari selama dua tahun.

"Saya mengikatkan tali sepatu lari saya bahkan ketika saya tidak ingin melakukannya. Saya selalu datang, hujan atau cerah," katanya.

Baca juga: 3 Perilaku yang Tidak Dilakukan Warga Finlandia, Negara Paling Bahagia di Dunia

Latihan dan persiapan membuatnya lebih mudah untuk memanfaatkan kekuatan dalam diri.

Penelitian juga menunjukkan bahwa tubuh kita memiliki cadangan tersembunyi yang secara alamiah dapat digunakan ketika kita sangat membutuhkannya.

Jadi, semakin kita menantang diri kita sendiri, semakin kita mengambil kebiasaan yang meningkatkan ketahanan kita.

"Berfokus pada pernapasan untuk menenangkan sistem saraf saya adalah strategi yang membuat lari saya lebih baik," terang Lahti.

"Seiring berjalannya waktu, saya berubah dari seorang pemula menjadi seorang pelari yang mampu berlari 16,09 hingga 24,14 km per hari," jelas dia.

3. Bersikaplah lembut pada diri sendiri dan terhubung dengan alam

Lahti mengatakan, dulu dirinya berpikir untuk menjadi sukses, maka ia harus bersikap keras terhadap diri sendiri.

Tetapi ada batas seberapa jauh kita bisa melangkah jika kita tidak menyeimbangkan ketangguhan dengan kasih sayang.

"Saya pernah mengalami cedera selama masa latihan," ungkapnya.

"Saya telah berlari 48,28 km sehari selama 12 hari berturut-turut. Saya harus bertanya pada diri sendiri apakah saya harus berhenti atau mendorong diri saya lebih keras lagi."

Baca juga: Daftar Negara Paling Bahagia di Dunia Tahun 2022, Finlandia Juara

"Tapi akhirnya saya memutuskan untuk membiarkan tubuh saya sembuh. Meskipun saya melambat, saya masih bisa mencapai target 2400 km dengan memasukkan bersepeda ke dalam perjalanan saya," kata dia.

Dan karena Lahti tidak lagi berusaha memenuhi kecepatan yang sangat tinggi, ia bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk menikmati keindahan pemandangan di sekitarnya selama ekspedisi.

"Di Finlandia, berjalan kaki dan mendaki gunung di alam adalah bagian inti dari budaya kami," kata Lahti.

"Hal ini membantu kami menemukan ketenangan batin dan rasa bahagia yang membantu kami selama masa-masa sulit," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com