Cuka Apel untuk Turunkan Berat Badan, Caranya?

KOMPAS.com - Cuka apel atau hasil fermentasi sari apel yang biasa digunakan sebagai salad dressing atau bahan pembuatan acar memang telah lama dikenal sebagai salah satu makanan berkhasiat.

Bahan ini kerap dijadikan sebagai obat rumahan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan, seperti refluks asam hingga penurunan berat badan.

Karena itu, tak mengherankan bila banyak orang yang mengonsumsi cuka apel atau produk dengan kandungan cuka apel sebagai suplemen untuk menurunkan berat badan.

Baca juga: Cara Menggunakan Cuka Apel untuk Atasi Jerawat

Kendati demikian, sebenarnya belum ada studi yang mendukung hal ini.

Meski, memang benar bahwa cuka apel memiliki beberapa manfaat kesehatan yang bisa membantu kita menurunkan berat badan secara tidak langsung.

Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak paparan berikut ini.

Manfaat cuka apel

Menurut ahli diet di Long Island, New York, Kimberley Wiemann, ada beberapa manfaat kesehatan dari konsumsi cuka apel yang telah dibuktikan dalam studi, seperti menurunkan trkanan darah dan kadar gula darah.

“Namun, tentu saja itu tidak akan terjadi secara ajaib, dan harus digunakan sebagai tambahan dalam diet dan gaya hidup sehat," ujar dia.

Baca juga: 3 Tips Pakai Cuka Apel di Wajah agar Tidak Memicu Efek Samping

Sementara itu, ahli diet bersertifikat dan pemilik dari Real Life Nutritionist, Miranda Galati, menambahkan, cuka apel juga dikenal dapat menurunkan indeks glikemik suatu makanan.

Ada pun indeks glikemik mengacu pada seberapa cepat suatu makanan meningkatkan gula darah seseorang.

Untuk itu, menurut Galati, mengonsumsinya dapat membantu kita yang menderita diabetes, memiliki resistensi insulin, atau obesitas.

Lebih lanjut, meski bermanfaat, cuka apel juga memiliki efek samping.

“Sama seperti semua cuka dan makanan asam lainnya, cuka apel dapat merusak enamel gigi atau saluran pencernaan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak," ujar Galati.

Sehingga, Galati tidak merekomendasikan untuk mengonsumsi cuka sari apel murni.

Selain itu, Galati menambahkan, beberapa orang bisa merasa mual setelah mengonsumsi cuka apel, terutama saat perut kosong.

Baca juga: 5 Cara Nikmat Minum Cuka Apel Jika Tidak Suka Rasa dan Aroma Menyengat

Tips pakai cuka apel untuk menurunkan berat badan

Jika ingin memanfaatkan cuka apel untuk menurunkan berat badan dan gula darah, Galati merekomendasikan untuk mengonsumsi dua sendok makan cuka apel yang dilarutkan dalam air atau jus.

Ia juga mengaku biasa mengonsumsinya sebagai salad dressing.

Intinya, terlepas dengan cara mengonsumsinya, penting untuk melarutkan cuka apel terlebih dahulu guna meminimalisasi risiko kerusakan jaringan.

Jadi, larutkan saja dua sendok.makan cuka apel dalam setidaknya 236 mililiter air.

Lalu, Weimann menambahkan, kita perlu membarengi konsumsi cuka apel dengen olahraga.

Juga, menerapkan diet sehat jika ingin menurunkan berat badan.

Sebab menurutnya, cuka apel tidak akan membantu menurunkan berat badan jika kita melakukan defisit kalori.

Baca juga: 7 Kesalahan Minum Cuka Apel yang Bikin Khasiatnya Tidak Efektif

Galati pun mengatakan hal serupa.

"Tidak ada satu pun makanan atau suplemen yang dapat menurunkan berat badan, jika menginginkannya, kita perlu mwlakukan defisit kalori," ujar dia.

Artinya, kita perlu mengonsumsi lebih sedikit kalori dibanding yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan berat badan secara konsisten.

Kendati demikian, Galati mengatakan, cuka apel memiliki efek tidak langsung pada berat badan dalam dua cara.

Pertama, cuka apel dapat membantu mengurangi kadar gula darah.

“Beberapa penelitian mengatakan, mengonsumsi cuka apel sebelum makan dapat membantu mengurangi indeks glikemik makanan."

"Atau, berdampak pada pengaruh makanan terhadap gula darah, yang dapat membantu mengontrol nafsu makan dan membuat diet lebih mudah," kata Galati.

Baca juga: Bagus untuk Kesehatan, Ini 7 Alasan Minum Cuka Apel Setiap Hari

Selain itu, cuka apel juga dapat membantu mengurangi nafsu makan.

“Beberapa studi kecil membuktikan, cuka apel dapat membantu mengurangu nafsu makan dan membantu kita makan lebih sedikit," ujar Galati.

“Hal ini dapat membuat kita tetap melakukan defisit kalori dan diet yang lebih mudah serta konsisten," sambung dia.