Untuk mencegah kita menjadi korban breadcrumbing, mengutip Insider, ada beberapa tanda-tanda yang perlu kita waspadai.
Pertama, pelaku mayoritas memiliki gaya komunikasi atau perkataan yang tidak konsisten. Mereka kerap menentukan waktu untuk memulai kontak dan sering kali tidak merespons saat kita membutuhkannya.
Selain itu, mereka juga lebih banyak melakukan flirting atau menggoda tanpa membuat komitmen ke jenjang yang lebih serius. Obrolan atau percakapan pun diisi oleh topik-topik monoton dan cenderung menghindari topik tertentu.
Mereka mengirimi pesan di waktu-waktu tertentu dan intens melakukan komunikasi jika ada maksud tertentu. Misalnya, mengajak untuk menemaninya pergi atau ingin berhubungan seks.
Kedua, pelaku cenderung menghindar saat ditanya soal kejelasan hubungan. Mereka bisa saja jujur memberi tahu kita bahwa ia menyukai kita. Akan tetapi, mereka tidak mencari hubungan yang penuh komitmen karena ada alasan pribadi.
Jika mengalami hal ini, kita yang menentukan langkah selanjutnya: Apakah kita masih ingin bertahan dengan pelaku breadcrumbing yang masih dihantui rasa takut dalam dirinya atau mencari seseorang yang sudah yakin untuk menjalin hubungan.
Ketiga adalah sadari perasaan diri. Percaya atau tidak, hati kita biasanya mengirim sinyal jika menemukan sesuatu yang meragukan. Perasaan ragu ini biasanya ditandai dengan merasa bingung atas perilaku mereka.
Saat berinteraksi dengan mereka, alih-alih bahagia, kita cenderung merasa bingung karena sikap mereka. Bahkan, sesekali kita juga merasa kesal dengan kehadirannya.
Baca juga: Mengenal Impostor Syndrome, Tidak PD Padahal Mampu
Lantas, bagaimana cara menjauh jika kita pernah menjadi korban breadcrumbing? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Kena Breadcrumbing, Apa Sih Itu?” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwBread.
Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu.
Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.