Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat-kiat untuk Perempuan yang Ingin Kerja di Bidang Teknologi

Kompas.com - 24/08/2023, 06:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di era serba digital ini, bidang Sains, Teknologi, Engineering, Teknik, dan Matematika (STEM) memiliki peranan penting yang berpengaruh terhadap kehidupan banyak orang.

Sayangnya, tingkat partisipasi perempuan di bidang STEM tidak sepesat digitalisasi di Indonesia.

Menurut laporan Boston Consulting Group (2020), hanya sekitar 22 persen dari perempuan tersebut bekerja di bidang teknologi.

Salah satu tantangan utama yang kerap dihadapi perempuan di bidang STEM adalah kurangnya representasi dan peran model yang kuat.

Terlebih lagi, stereotip gender yang berhubungan dengan kemampuan dan minat dalam bidang STEM dapat menghambat perkembangan karier perempuan di bidang ini.

Tak hanya di Indonesia, hal ini juga rupanya tercermin dalam data dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di kawasan Asia Pasifik.

Di mana sebanyak 45 persen perempuan percaya pekerjaan STEM tidak sesuai dengan perempuan dan 50 persen perempuan kurang tertarik berkarir di bidang STEM karena sentimen dominasi laki-laki.

Tips untuk perempuan yang ingin kerja di bidang teknologi

Kendati masih banyaknya dominasi laki-laki di dunia STEM, bukan berarti perempuan tidak bisa membuktikan kemampuannya.

Maka, supaya perempuan juga bisa mendapatkan kesempatan berkarir yang sama dan setara di bidang teknologi, berikut adalah kiat-kiat penting yang bisa dicoba.

1. Memahami perbedaan stigma dan fakta

Menurut Co-founder & CEO Markoding, sebuah yayasan nirlaba yang berbasis di Jakarta, Amanda Simandjuntak, pertama-tama perempuan harus bisa memahami perbedaan stigma dan fakta sebelum terjun ke dunia STEM.

"Jadi stigma berbeda dengan fakta. Kalau orang lain ngomong perempuan tidak rasional, sebenarnya itu salah. Kita harus melihat datanya seperti apa."

Demikian penuturan Amanda di acara peluncuran program Perempuan Inovasi 2023 di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

"Perlu dibedakan mana yang stigma mana yang fakta, sehingga ketika kita sudah tahu perbedaannya, kita secara otomatis bisa meningkatkan kepercayaan diri," terangnya.

 

Pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo, Dian Sastrowardoyo (kiri) dan Co-founder & CEO Markoding, Amanda Simandjuntak (kanan) dalam acara peluncuran program Perempuan Inovasi 2023 di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (22/8/2023).Magnifique PR Pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo, Dian Sastrowardoyo (kiri) dan Co-founder & CEO Markoding, Amanda Simandjuntak (kanan) dalam acara peluncuran program Perempuan Inovasi 2023 di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Aktris dan pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo, Dian Sastrowardoyo pun menambahkan, stigma tentang perempuan tidak mampu bekerja di bidang teknologi sangat berdampak buruk, terutama bagi self esteem perempuan.

"Banyak anggapan prematur kalau perempuan tidak sanggup di dunia teknologi, itu sangat diskriminatif," ujar Dian.

"Bisa jadi, selama ini yang menentukan perempuan itu bisa atau tidak ya dari mindset orang-orang tersebut.

"Pada akhirnya, kalau kita terus diremehkan itu akan mengakibatkan sifat pesimistis."

"Tidak heran bila perempuan overthinking kemudian berdampak pada harga diri yang rendah, sehingga menghalangi kemajuan diri," jelasnya.

2. Meningkatkan kemampuan secara pribadi

Setelah mengetahui perbedaan stigma dan fakta, lamgkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kemampuan secara pribadi.

Amanda mengatakan, setiap orang adalah live long learner atau pembelajar abadi.

"Jadi kita harus selalu upscale, meningkatkan keterampilan kita, dan menjadi aktif mencari pelatihan-pelatihan," kata dia.

"Apalagi, saat ini ada banyak sekali teknologi modern yang perlu dipelajari lebih dalam, misalnya, AI, blockchain, dan sebagainya," ungkap Amanda.

Menurut Dian, dalam proses meningkatkan kemampuan, perempuan tidak seharusnya takut untuk melakukan kesalahan.

"Jangan over kritik terhadap diri sendiri. Kita harus punya ruang untuk menerima kesalahan dan belajar dari situ," kata dia.

"Banyak perempuan memiliki kebiasaan yang tidak bagus untuk ingin selalu perfeksionis. Padahal itu sangat berbahaya jika dilakukan secara terus-menerus," sambung Dian.

3. Bergabung atau memiliki komunitas

Kiat terakhir adalah perempuan harus bergabung atau memiliki komunitas tertentu yang dapat mendukung mereka.

"Memiliki satu komunitas yang selalu mendukung kita itu sangat penting," kata Amanda.

"Selain bisa memberikan peluang kesempatan, komunitas juga bisa membantu memberikan dukungan, terutama di masa-masa yang sulit," ungkap dia.

Melihat besarnya potensi yang dimiliki oleh seorang perempuan, Markoding, Yayasan Dian Sastrowardoyo, dan Magnifique Indonesia menggagas gerakan Perempuan Inovasi.

Ini dapat membantu para perempuan muda Indonesia mengembangkan potensinya melalui berbagai program kolaborasi dan pelatihan di bidang teknologi digital, kewirausahaan sosial, lingkungan, serta literasi.

"Tidak ada batasan untuk berinovasi. Melalui program ini, kami mengajak setiap perempuan yang mau mengukir prestasi melalui inovasi kreatif," terang Amanda.

"Program Perempuan Inovasi 2023 diharapkan tidak hanya memberikan peluang."

"Tetapi juga mengukuhkan kolaborasi untuk menginspirasi dan mewujudkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh setiap perempuan sebagai agen perubahan dan pendorong kesetaraan gender," tutur dia.

Melalui program Perempuan Inovasi 2023, peserta mendapatkan kesempatan untuk dibekali dengan keterampilan yang relevan.

Peserta juga dapat mengembangkan inovasi guna memecahkan masalah terkait gender di lingkungan sekitar.

Misalnya, kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, perkawinan anak, dan kesetaraan gender secara gratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com